ADAT JAWA DALAM MEMBUAT RUMAH di Desa Sumanding, Kembang, Jepara | Rumah adalah tempat tinggal bagi manusia yang sangat dibutuhkan di kehidupan manusia untuk kelangsungan hidup. Setiap orang ingin selalu mempunyai rumah sendiri. Walaupun tidak begitu mewah atau megah tapi sederhana itu sudah cukup bagi seseorang. Rumah dianggap sangat diperlukan dalam hidup orang, Bisa dikatan rumah sebagai kebutuhan primer.
Rumah menyimpan banyak manfaat bagi orang.
Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan seseorang. Diantara fungsi rumah yaitu
• Sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari.
• Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau pembina rasa kekeluargaan bagi segenap
keluarga yang ada.
• Sebagai tempat untuk melindungi diri dari kemungkinan bahaya yang datang mengancam.
• Sebagai tempat untuk status sosial yang dimiliki.
• Sebgai tempat untuk melepaskan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya.
• Sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
• Sebagai tempat memenuhi kebutuhan rohani.
• Sebagai tempat perlindungan terhadap penularan penyakit menular.
• Sebagai tempat perlindungan terhadap gangguan atau kecelakaan.
dan ada pula hadis yang menerangkan yaitu kata “ Baiti Jannati “ yang artinya : rumah ku adalah surga ku.
Rumah akan terasa indah apabila didalamnya ada orang sholeh dan sholehah yang senantiasa melakukan perbuatan yang bagus . seperti di terangkan dalam al-qur’an, rumah yang didalamnya selalu di hiasi dengan bertaqwa kepada allah itu rumahnya akan selalu memancar cahaya yang sangat terang.
Ketika membangun rumah, Orang jawa selalu diiringi doa dengan harapan agar tempat tinggalnya dapat memberi kebahagiaan dan kesejahteraan serta ketenangan hati bagi penghuninya.untuk itulah designnya selalu menggabungkan unsur fisik dan non fisik.
Beberapa perangkat Jawa antara lain :
Sarat sarana, gunanya dijauhkan dari kesulitan, dimudahkan dalam pelaksaaannya dan didekatkan dari kebaikan.
Pada jaman dahulu bagi kebanyakan masyarakat jawa untuk membangun sebuah rumah, diperlukan persiapan yang lebih matang dibandingkan dengan jaman sekarang, bukan hanya mementingkan berapa biaya yang harus di keluarkan tetapi lebih cenderung memikirkan hal-hal lain menyesuaikan tradisi, saperti hari apa sebaiknya memulai membangun, siapa yang sebaiknya dimintakan pertolongan untuk membangunnya, bentuk yang bagaimana lelaku yang sebaiknya dilakukan, jenis sesajen yang harus dibuat, dll.
Jaman sekarang kebanyakan kita lebih bisa berpikir praktis dan mungkin penekanan lebih pada anggaran biaya yang kita punya. Bentuk bangunan pun sekarang lebih bebas dalam menentukannya, tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit merenung kembali tradisi orang tua kita dahulu dalam membangun rumah terutama bagi orang jawa.
Dalam proses membuat rumah orang-orang biasanya memberikan sebuah makanan ( sesaji ) guna memperayai sesuatu hal yang bisa membuat orang mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Biasanya setiap sebelum membuat rumah di berikan :
1. Beras
2. Bumbu – bumbu dapur
3. Tebu Sejodo
4. Pisang Sejodo
5. Padi satu ikat
6. Kelapa 2 buah
7. Kupat dan Lepet
8. Tikar daun pandan, Bantal, guling
9. Bendera Merah Putih
Adapun Diantara keguna’annya dan keterangan dari hal – hal di atas yaitu :
1. Beras
Dalam hal ini, beras ini di taruh didalam panci untuk menanak nasi ( kendel). Yang kemudian ditaruh diatas / di gantung di atap ( blandar ) rumah.
Beras itu dianggap sebgai barang yang dibuat lambang dan do’a dalam hal ketetapan / tunggon supaya betah dirumah / Krasan.
Beras ini di lambangkan orang dan panci untuk menanak nasi ( kendel ) itu sebagai rumah untuk wadah orang itu, kata orang jawa “ rogo rindi ae iu balek reng wadahe “.
2. Bumbu – bumbu dapur
Dalam hal ini bumbu dapur ini sebagai pasangan dari Beras. Ibarat ketuanya itu beras bumbunya itu sebagai wakilnya. Ibarat dalam makan Nasi itu lebih enak apabila ditambahi bumbu, bumbu akan menjadikan terasa lebih enak.
Dan bumbu ini di bungkus dan di taruh dengan beras.
3. Tebu Sejodo
Dalam hal ini, tebu yang dipilih yaitu tebu hijau , bisa yang sudah matang atau yang belom matang.
Yang tebu itu mempunyai arti tebu itu bisa membuat enak, tidak enak, manis, pahit dalam kehidupan tergantung yang memiliki.
Tebu itu sejodo karena juga melambangkan perjodohan dimana mengharapkan
keharmonisan dalam berumah tangga dan merasakan kemanisan dalam keluarga.
4. Pisang Sejodo
Dalam hal ini pisang sejodo yaitu jenis pisang raja dan Pisang kawesto yang sudah matang yang bisa dimakan.
Pisang ini 2 Lirang ( Tundon )
Jika tidak pisang raja dan kawesto dianggap kurang pas ( ora mantep )
Pisang ini memiliki arti seseorang itu saling membutuhkan, dalam hal apa apa dalam keluarga harus saling membantu, karena sesuatu yang dilakukan sendiri hasilnya tidak bisa memuaskan.
5. Padi satu ikat
Dalam hal ini padi satu ikat ini padi yang masih ada batangnya yang diambil dari perkebunan orang yang membuat rumah, ukurannya tidak terlalu beras ikatannya dan tidak terlalu kecil ikatannya dalam arti ikatannya sedang saja.
Padi ini memiliki arti Pancer atau menjadi bahan konsumsi orang yang supaya ada selalu ada didalam rumah.
6. Kelapa 2 buah
Dalam hal ini kelapa yang dipilih yaitu kelapa hijau yang masih muda ( degan ).
Yang memiliki arti semoga orang yang menempati rumah tersebut selmat (tentrem).
Dan menjadikan kehidupan yang baik bagi orang, seperti kata orang jawa “ biso dadekke legane wong urep “.
7. Kupat dan Lepet
Dalam hal ini kupat lepet itu yang sudah dimasak.
Kupat lepet ini dianggap sebagai makanan yang mempunyai khasiat yang sangat besar dan banyak.
Kata orang jawa kupat lepet ini yaitu wahanane : jodoh yang saling membutuhkan. lelaki butuh wanita dan wanita membutuhkan laki - laki dalam rumah tersebut.
8. Tikar daun pandan, Bantal, guling
Dalm hal ini yang dipilih tikar yang terbuat dari daun pandan karena orang dahulu sangat suka membuat alas tidurnya itu dari daun pandan.
Tikar daun pandan, Bantal, guling ini melambangkan akan adanya orang yang bertempat tinggal dan menetap disitu.
9. Bendera Merah Putih
Dalam Hal ini bendara merah putih melambangkan bahwa orang yang menetap ini warga Negara Indonesia.
Hal hal diatas ini semua digantungkan di bagian atas rumah, boleh dimakan dan diambil ketika rumah itu sudah terbangun dengan sempurna dan kemudian di khajati dan selang 4,5,6 hari setelah rumah itu di khajati, barang yang di taruh diatas tersebut baru diambil dan dan apbila ada yang masih / tidak dimakan orang barang diatas tersebut maka barang itu harus diberikan kepada pegawai yang membuat rumah tersebut atau kepada orang yang menunjukkan hari / tanggal dalam untuk membuat rumah tersebut.
Dalam membuat rumah ini, orang jawa sering memilih – milih hari. Karena didalam orang jawa itu ada tanggalnya, dan tanggal untuk orang yang membuat rumah itu memilih hari yang baik, biasanya hari itu hari lahirnya orang yang akan bertempat tinggal tersebut. Apabila hari orang yang akan bertempat tinggal tersebut mendapat hari yang tidak baik maka yang diambil tgl yaitu hari tengah antara orang yang bertempat tinggal tersebut,
Diantara hari yang bagus untuk membangun rumah yaitu hari sabtu atau rabu , dan pada tanggal hitungan jawa yaitu guru atau ratu tapi yang lebih baik diantara guru dan ratu yaitu guru.
Di dalam adat jawa ada istilah tanggal guru, ratu, rogo, sempoyong.
tanggal tersebut memiliki arti sendiri – sendiri .
Berikut penjelasannya :
- Guru adalah hari yang baik. Yang bisa menerima semua orang dalam kondidi apapun.
- Ratu adalah angkuh. Yang berarti semua orang tidak bisa ke ratu karena orang berpandangan yang hadir ke ratu bukan sembarang orang, yang ke ratu hanya orang – orang pilihan
- Rogo adalah dimana hari ini menjadi keyakinan bahwa orang yang membuat rumah ataupun yang lain sering terjadi kehilangan, ntah itu barang, uang, barang berharga dll
- Sempoyong adalah hari yang sangat tidak baik, semua hal –hal yang tidak diinginkan itu dapat terjadi, dan apabila dalam perkeluargaan dapat menjadikan tidak harmonis dalam keluarga tersebut.
Ada pula di jawa perhitungan dalam pembuatan rumah utnuk memilih
bulan, bulan apa yang seharusnya untuk mem buat rumah, atau bulan apa yang seharusnya jangan membuat rumah.
Berikut ini keterangannya.
1. Bulan Sura : tidak baik
2. Bulan Sapar : tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabiul awal) : tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabiul akhir) : baik
5. Bulan Jumadilawal : tidak baik
6. Bulan Jumadilakir : kurang baik
7. Bulan Rejeb : tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) : baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) : tidak baik
10. Bulan Sawal : sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah : cukup baik
12. Besar : sangat baik
Dan keterangan diatas sangat lah perlu dilakukan dalam adat orang jawa yang masih menginginkan seperti apa yang di lakukan orang di masa dahulu.
3 komentar
Bagaimana menurut adat jawa,apakah diperbolehkan anak membuat rumah disebelah kiri rumah orang tua???soalnya saya sering mendengar dan tahu langsung kejadian2 negatif dari teman yang membuat rumah posisi seperti tersebut
Budaya yang baik memang harus di lestarikan & disyiarkan karena memang filosofinya sangat tinggi,namun sangat jarang sekali yg menerangkan filosofinya sehingga generasi milenial saat ini,kurang menerima atau memahami,tentunya penjelasan penjelasan ilmiah harus harus dilakukan,agar kita tidak kehilangan budayanya sendiri...
Terima kasih informasinya. Untuk membangun rumah berdasarkan primbon jawa bisa menggunakan aplikasi online berikut :
Aplikasi Online Menghitung Hari Baik Membangun Rumah Menurut Primbon Jawa
EmoticonEmoticon