Senin, 10 Oktober 2016

Hukum Bermain Pokemon Go !?

Hukum Bermain Pokemon Go, Materi Lengkap
Hukum Bermain Pokemon GO

HUKUM BERMAIN GAME POKEMON GO


A. Diskripsi Masalah Hukum Bermain Game Poken Go


Perkembangan game dewasa ini sangatlah cepat, apalagi didukung dengan kecanggihan teknologi internet membuatnya lebih cepat dikenal masyarakat. Salah satu game yang sangat cepat perkembangannya dan menggemparkan dunia adalah Game Pokemon Go. Game yang berbasis augmented reality ini dikembangkan oleh perusahaan Pokemon Company yang bekerjasama dengan Niantic dan Nintendo. Game ini dirilis pada awal bulan Juli 2016 oleh John Hanke di AS, Australia dan New Zealand. 

Meskipun baru dirilis dibeberapa Negara tersebut, para gamers dari Negara lain (termasuk Indonesia) yang sudah tidak sabar, langsung mengunduh APK Pokemon Go dari berbagai sumber. Dalam perkembangannya game Pokemon Go menaiki puncak kajayaannya pada pertengahan Juli lalu. Berdasarkan berita online Tekno.kompas.com, jumlah pengguna aktif hariannya kala itu berada di kisaran 54 jutaan. Setelah itu, grafiknya menurun. Menurut data Apptopia yang dikutip Kompas Tekno dari Ubergizmo, Rabu (24/8/2016), pengguna aktif harian Pokemon Go saat ini tinggal 30 jutaan. Tidak ada tanda-tanda grafik itu…mendekati angka 45 jutaan lagi.

Cara bermain game Pokemon Go adalah dengan memanfaatkan smartphone baik Android maupun iOS, karena pada game ini pemain akan diajak untuk menangkap moster pertama mereka lewat sebuah mini game lempar bola Pokeball, dangan mengaktifkan fitur global positioning system (GPS) sekaligus kamera untuk berburu sebanyak-banyaknya sambil terus berjalan dan mengamati handphone-nya, pemain harus menangkapnya dengan melemparkan Pokeball (bola virtual) ke arah monster tersebut, setelah tertangkap dan masuk ke dalam bola, maka Pokemon jadi miliknya, jika lemparannya meleset, pemain bisa mencoba memungut kembali Pokeball yang terjatuh dengan melakukan tap di bagian Pokeball tersebut sebelum akhirnya hilang.

Game Pokemon Go ini berbeda dengan game-game lain pada umumnya karena pada game ini mengharuskan pemainnya untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan pokemon.
Menurut para ahli, Pokemon Go memaksa pemainnya untuk lebih banyak aktivitas fisik. Para ahli kesehatan melihat sisi positif hadirnya teknologi untuk meningkatkan aktivitas fisik. Banyak pemain Pokemon Go yang harus berjalan beberapa kilometer di suatu wilayah untuk menangkap karakter Pokemon seperti di dunia nyata (Kompas.com).

Pokemon Go ibarat mata pisau, yang apabila digunakan dengan bijak maka akan bermanfaat bagi pemiliknya. Namun sebaliknya, dia akan menghancurkan pemiliknya. Begitu juga dengan Pokemon Go di samping memiliki sisi positif, dia juga memilki sisi negatif.

Sebagaimana dikutip dari berita online Merdeka.com, 21 Juli 2016:
“remaja Guatemala bernama Jerson Lopez de Leon (18) tewas tertembak ketika asyik berburu monster dalam permainan augmented reality tersebut. Insiden tragis tersebut terjadi di Kota Chiquimula. Leon sedang bermain Pokemon Go bersama sepupunya, Daniel Moises Picen (17). Saat asyik berburu di dekat rel kereta tak terpakai, tiba-tiba saja penimpang sebuah mobil van memberondong keduanya dengan tembakan membabi buta”.

Selain kecelakaan, game tersebut juga bisa mengancam keamanan Negara karena game tersebut tanpa disadari game ini menjadi perangkat intelijin yang dilengkapi interconnecting geospasial atau peta suatu wilayah. Game ini berpotensi bisa merekonsiliasi data citra fisik yang cukup valid di setiap sudut wilayah Negara dimana pera pemain memainkannya. Data bisa diambil dari lokasi GPS, maps dan koneksi data (Broari.com).

Meskipun angka peminat game ini menurun, namun dilihat dari madharat yang ditimbulkannya begitu besar, maka perlu adanya pengkajian mengenai hukum bermain Pokemon Go.

B. Pertanyaan Hukum Bermain Pokemon Go



C. Jawaban Hukuman Bermain Game Pokemon Go.


Hukum bermain Pokemon Go tidak diperbolehkan (haram) dengan pertimbangan antara mashlahah dan madharat, lebih banyak madharatnya. Diantara pertimbangan tersebut adalah:
1. Tidak bermanfaat bagi agama dan Negara
2. Berpotensi menurunkan sumber daya manusia (SDM) dan menurunkan efektivitas kerja.
3. Berpotensi mengancam keamanan Negara.
4. Berpotensi mengancam keselamatan, karena game ini menggunakan fitur GPS yang dapat digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan suatu kriminal.

D. Dasar pengambilan Hukum Bermain Game Pokemon Go


1. Berdasarkan hasil Keputusan Bahtsul Masail Perdana Lajnah Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo kota Kediri Jatim 15 Agustus 2016, dalam https://lirboyo.net/bahtsul-masail-pertama-pp-lirboyo-hukum-bermain-pokemon-go/, diakses tanggal  23 September 2016 pukul 10:01 WIB.
a) Tarsyiihu al-mustafiidiin
قال في التحفة لكن قال الحفاظ لم يثبت منها حذيث من طريق صحيح ولا حسن وقد لعبه جماعة من أكا بر الصحا بة ومن لايحصى من التابعين ومن بعدهم وممن كان يلعبه غبا سعيد بن جبير رضي الله عنه ونزع البلقني في كراهته بأن قول الشافعي لا أحبه لا يقتضيها وقيدها الغزالي بما لم يوا ظب عليه وإلا حرم والمعتمد أنه لا فرق انتهى.
Dilihat dari ‘illat hukum permainan Pokemon Go dapat dianalogikan dengan beberapa permainan lain seperti dadu, catur dan lain-lain. Dimana tidak ditemukan hadits yang memperbolehkan atau melarang permainan tersebut. Akan tetapi, sebagian dari sahabat dan tabi’in banyak yang pernah melakukannya, begitupun generasi setelahnya termasuk sahabat yang gemar bermain catur adalah Sa’id ibn Jubair. Imam al-Bulqini tidak memandang makruh permainan ini berdasarkan perkataan Imam Syafi’i “aku tidak menyukainya” ucapan ini tidak menjadikan kemakruhan permainan tersebut. Imam al-Ghazali menguatkan pendapat tersebut selama tidak menjadikan kebiasaan, apabila sebaliknya maka permainan tersebut dihukumi haram, akan tetapi pendapat yang lebih kuat (al-mu’tamad) adalah tidak terjadi perbedaan hukumnya baik dapat dijadikan kebiasaan atau tidak.
b) Hasyiyah al-Jamal ‘ala fath al-Wahhab
لعب (بشطرنج) بكسر أوله وفتحه معجما ومهملا (إن شرط) فيه (مال) من الجا نبين أو من أحدهما؛ لأنه في الأول قما ر و في الثا ني مسا بقة على غير آلة القتال ففا علها متعاط لعقد فاسد  وكل منهما حرام , وإن أوهم كلا م الأصل أنه مكروه في الثاني (وإلا) بأن لم يشترط فيه مال (كره) ؛ لأن فيه صرف العمر إلى ما لا يحدي نعم إن لعبه مع معتقد التحريم حرم.
Permainan catur apabila disyaratkan dengan adanya pembayaran dari kedua belah pihak atau dari salah satu pihak, maka dihukumi haram karena terdapat unsur perjudian, tetapi pendapat yang kedua (persyaratan dari salah satu pihak) hukum asalnya adalah makruh, dan jika tidak adanya persyaratan hukumnya makruh, karena dalam permainan tersebut menyia-nyiakan umur pada sesuatu hal yang tidak penting, apabila permainan tersebut diyakini dengan keharamannya maka menjadi haram.
وفارق النرد الشطرنج حيث يكره إن  خلا عن المال بأن معتمده الحساب ادقيق والفكر الصحيح ففيه تصحيح الفكر ونوع من التدبير ومعتمد النرد الحزر والتخمين المؤدي إلى غاية من السفاهة والحمق.
Perbedaan antara permainan dadu dan catur. Catur hukumnya makruh jika tidak ada unsur taruhan, sebab catur adalah perhitungan yang cermat dan olah pikir yang benar, permainan catur dapat menimbulkan unsur penggunaan pikiran dan pengaturan strategi yang benar. Sedangkan permainan dadu adalah berdasarkan pada spekulasi dan pikiran yang menyebabkan kebodohan dan kedunguan.
عبارة شرح م ر ويكره اللعب بشطرنج ؛ لأنه يلهي عن الذكروالصلاة في أوقاتها الفاضلة بل كثيرا ما يستغرق فيه لاعبه حتى يخرجها عن وقتها وهو حينئذ فاسق غير معذور بنسيا نه.
Ibarat syarah dari Imam Ramli disebutkan permainan catur dihukumi makruh karena permainan tersebut dapat melalaikan seseorang dari dzikir dan shalat di dalam waktu-waktunya yang utama bahkan sampai menghabiskan waktu, orang yang bermain catur tersebut hingga sampai mengakhirkan shalat dari waktunya demikian itu menyebabkan orang tersebut fasiq yang tidak dimaafkan kelalaiannya.

2. Berdasarkan Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2010 M) dalam buku berjudul Ahkamul Fuqoha Solusi Problematika Aktual Hukum Islam (2011:23).
a) al-Bajuri ‘ala al-Fath al-Qarib
 وَكَذَا سَائِرُ أَنْوَاعِ اللَّعْبِ الْخَطِيْرِ فَتَحْرُمُ إِنْ لَمْ تَغْلَبْ السَّلاَمَةُ وَتَحِلُّ إِنْ غَلَبَتْ السَّلاَمَةُ. لاَ لِلْمُسَابَقَةِ عَلَى الْبَقَرِ لأَنَّهَا تَحْرُمُ بِالْعِوَضِ وَتَحِلُّ بِلاَ عِوَضٍ كَمَا عُلِمَتْ وَمِثْلُهَا فِي هَذَا التَّفْصِيْلِ الصِّرَاعُ وَالشِّبَاكُ وَالْغَطْسُ بِالْمَاءِ وَالسِّبَاحَةُ وَالْمَشْيُ بِالأَقْدَامِ وَالْوُقُوْفُ عَلَى رِجْلٍ وَالْمُسَابَقَةُ بِالسُّفُنِ وَلَعْبُ نَحْوِ شَطْرَنْجِ وَكُرَةُ مَحْجَنٍ .
Semua permainan yang membahayakan dan tidak ada pelindung keselamatan hukumnya adalah haram. Tetapi kalau ada pelindung keselamatan hukumnya boleh. Demikian juga karapan sapi jika dengan taruhan hukumnya haram. Tetapi kalau tidak dengan taruhan hukumnya boleh, seperti telah diketahui. Demikian halnya dengat gulat, syibak, menyelam, berenang, berdiri di atas sebelah kaki, lomba perahu, permainan catur serta sepak takraw.

Sebagaimana bahaya-bahaya game Pokemon Go yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa dalam permainan game tersebut mengandung unsur lahwu yang membuat pemainnya lalai dan juga lupa dengan sekitarnya. Sebagaimana firmah Allah surat al-an’am ayat 32:
وما الحيوة الدنيآ إلا لعب ولهو
Kehidupan dunia yang oleh orang-orang kafir dikatakan tidak ada kehidupan selainnya, tidak lain hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Kehidupan dunia itu berputar antara perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat pada akhirnya. Seperti permainan anak-anak, dengan perbuatan yang mengandung dampak negatif, seperti senda gurau yaitu menghilangkan kesedihan dan penderitaan (al-Maraghi, 1992:173). 

Permainan yang membuat orang lalai akan kewajibannya sebagai hamba Allah tentunya tidak baik untuk dilakukan terus menerus. Permainan yang mengharuskan pemainnya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya juga akan menyebabkan bahaya. 

Referensi Hukum Bermain Pokemon Go:


“Dampak Negatif Pokemon Go”, 2016, dalam  “http://www.broari.com/2016/07/dampak-negatif-pokemon-go.html diakses pada tanggal 25 September 2016.

“Hasil Keputusan Bahtsul Masail Perdana Lajnah Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo kota Kediri Jatim”, 2016, dalam https://lirboyo.net/bahtsul-masail-pertama-pp-lirboyo-hukum-bermain-pokemon-go/, diakses tanggal  23 September 2016.

Ahkamul Fuqoha Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, 2011, Surabaya: Khalista.
Bohang, Fatimah Kartini, 2016, “Pokemon Go Mulai Ditinggalkan”, dalam http://tekno.kompas.com/read/2016/08/24/09070047/.Pokemon.Go.Mulai.Ditinggalkan, diakses pada tanggal 28 September 2016.

Maharani, Dian, 2016, “Pokemon Go Dapat Pujian dari Ahli Kesehatan” dalam http://health.kompas.com/read/2016/07/13/085633123/pokemon.go.dapat.pujian.dari.ahli.kesehatan diakses pada tanggal 25 September 2016.

Maraghi, Ahmad Mustafa, 1992, Terjemah Tafsir al-Maraghi Jus 7, diterjemahkan oleh K. Anshori Umar Sitanggal (dkk), Semarang: PT Karya Toha Putra.

Mohamad, Ardyan, 2016, “Remaja 18 tahun korban tewas pertama di dunia akibat main Pokemon Go” dalam https://www.merdeka.com/dunia/remaja-18-tahun-korban-tewas-pertama-di-dunia-akibat-main-pokemon-go.html diakses pada tanggal 23 September 2016.

Terimakasih atas Kunjungannya, Semoga bermanfaat. Amin..... 
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya Disini -> KLIK DISINI

Harus Dicoba !! 9 Aplikasi Edit Foto di Android Terbaik, Gratis !

9 Aplikasi Edit Foto di Android Terbaik, Gratis ! – Sebagian besar smartphone sekarang ini sudah di bekali kamera dengan kulaitas yang cukup baik bahkan sudah sangat canggih. Soal hasil tangkapan layar, atau pun kualitas gambar mungkin bisa di katakan mendekati jepretan kamera digital untuk beberapa tipe dengan kualitas high end.

Meskipun hasilnya sudah baik, akan tetapi tentu akan jauh lebih menarik lagi jika kamu poles dengan aplikasi Edit Foto (photo editting). untuk lebih bagus dan gak ketinggalan zaman dengan teman temen lainnya. Berikut ini 9 aplikasi edit foto untuk smartphone Android yang bisa kamu pertimbangkan dan dicoba.

1. Google Photos




2. Layout from Instagram


3. VSCO



4. Photo Editor by Aviary

 

5. Airbrush



6. PhotoDirector


7. Pixlr


8. Photoshop Lightroom dan Photoshop Express



9. Photo Editor Pro


 

nih tak kasih Bonus Juga ... terpopuler...

10. Snapseed




Untuk fitur sendiri, kesepuluh daftar di atas memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun secara garis besar mereka memiliki kemampuan yang baik dalam mengolah gambar atau foto menjadi lebih bagus lagi.

Demikian sedikit Artikel Aplikasi Edit Foto di Android Terbaik, Gratis dari Materi lengkap, ada banyak sekali Aplikasi diAndroid lainnya yang bisa kamu coba. semuanya ada disini Klik Disini

PENERIMA WARISAN

PENERIMA WARISAN

 
PENERIMA WARISAN

MAKALAH
Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Ahkam
Dosen Pengampu :
Nur Kholis, S.H.I., M.S.I.


Disusun Oleh:
ACHMAD MIFTACHUL ALIM (1213001)
NAILA HUSNA (1213031)
RIFAL MAULANA AUNADIN (1213038)
________________________________________
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA 2015 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rohmatNya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas karya ilmiah yang “Hadits Ahkam”.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pada materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan dalam pembuatan karya ilmiah ini. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.
Jepara,25 Oktober 2015

Kelompok 3 
DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR    ii
DAFTAR ISI    iii
A.    Pendahuluan    1
B.    Pembahasan    2
1.    Pengertian Penerima Warisan    2
2.    Teks-teks dan Kandungan Hadits Penerima Warisan    4
3.    Kontekstual Hadits Penerima Warisan    5
C.    Kesimpulan    8
DAFTAR PUSTAKA     9


A. Pendahuluan

Secara bahasa, kata waratsa asal kata kewarisan digunakan dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an dan dirinci dalam sunnah Rasulullah Saw, hukum kewarisan islam ditetapkan. Secara bahasa, kata waratsa memiliki beberapa arti: mengganti, memberi dan mewarisi. Secara terminologis, hukum kewarisan islam adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah), pewaris, menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian masing-masing.[1]

Hukum kewarisan Islam yang dalam kitab-kitab fikih biasa disebut Faraid adalah hukum kewarisan yang diikuti oleh umat islam dalam usaha dalam menyelesaikan pembagian harta peninggalan keluarga yang meninggal dunia. Di beberapa negara berpenduduk mayoritas beragama islam faraid telah menjadi hukum positif, meskipun sebagaimana yang berlaku di Indonesia hanya berlaku untuk warga negara beragama islam, tidak berlaku secara nasional. Namun, di beberapa negara hukum tersebut telah menjadi hukum nasional seperti yang berlaku di Saudi Arabia.[2]

Hukum kewarisan dalam islam menjadi perhatian besar. Karena pembagian warisan sering menimbulkan akibat-akibat yang tidak menguntungkan bagi keluarga yang ditinggal mati pewarisnya. Naluriah manusia yang menyukai harta benda tidak jarang memotivasi seseorang untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan harta benda tersebut, termasuk didalamnya terdapat harta peninggalan pewarisnya sendiri. Kenyataan demikian telah ada dalam sejarah umat manusia, hingga sekarang ini. Terjadinya kasus-kasus gugat waris di Pengadilan Agama maupun Pengadilan Negeri, menunjukkan fenomena ini.[3]

Dalam pembagian warisan atas harta pewaris tidak jarang menjadi pemicu terjadinya perselisihan dalam keluarga. Agar tidak terjadi perselisihan dalam keluarga, maka perlu pemaparan mengenai siapa-siapa yang berhak menerima warisan. Untuk mengetahui orang yang berhak menerima warisan yang lebih lanjut akan dipaparkan dalam bagian pembahasan makalah ini. Selain penerima warisan, makalah ini juga membahas mengenai hadits, makna dan kandungan, dan kontekstual hadits penerima warisan.

B. Pembahasan

1. Pengertian Penerima Warisan


Ahli waris atau disebut juga warits dalam istilah fikih ialah orang yang berhak atas harta warisan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal.[4] Menurut Kompilasi Hukum Islam, ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.[5] Dengan demikian, yang dimaksut ahli waris adalah mereka yang jelas-jelas mempunyai hak waris ketika pewarisnya meninggal dunia, tidak ada halangan untuk mewarisi (tidak ada mawani’ al-irts).[6]

Berdasarkan definisi di atas, maka syarat ahli waris yaitu:[7]

a. Mempunyai hubungan darah dengan pewaris.

b. Mempunyai hubungan perkawinan (suami atau istri pewaris).

c. Mempunyai hubungan satu agama dengan pewaris.

d. Tidak terhalang untuk mendapatkan warisan.

Sebab-sebab mewarisi, yaitu:

a. Hubungan kekeluargaan

Hubungan kekeluargaan dibagi dua, yaitu kekeluargaan yang sebenarnya (haqiqi) dan hubungan kekeluargaan yang bersifat hukmi (yang kekeluargaan yang disebabkan oleh pembebasan budak).[8]

b. Hubungan perkawinan

Ahli waris yang disebabkan oleh hubungan perkawinan ialah suami atau istri. Suami menjadi ahli waris bagi istrinya dan sebaliknya istri adalah ahli waris bagi suaminya. Adanya hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan tidak menyebabkan kewarisan apapun terhadap kerabat istri atau kerabat suami. Dalam hal ini anak tiri dari suami bukanlah ahli waris dari suami, demikian pula anak tiri dari istri bukanlah ahli waris dari istri.[9]

c. Hubungan agama (sesama muslim)

Untuk mengetahui hubungan agama, telah dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam, ahli waris dipandang beragama islam apabila diketahui dari kartu identitas atau amalan atau kesaksian, sedangkan bayi-bayi yang baru lahir atau anak yang dewasa, beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.[10]

d. Hubungan wala’ (sebab memerdekakan budak)

Majikan mewarisi kepada budaknya yang telah ia merdekakan, tidak sebaliknya. Hubungan ini sudah tidak berlaku lagi, karena setelah islam datang, perbudakan sudah dihapus oleh islam, karena perbudakan bertentangan dengan syariat islam.[11] Dalam Kompilasi Hukum Islam sebab hubungan wala’ ini tidak dicantumkan, karena dalam kehidupan sekarang ini lebih-lebih di Indonesia perbudakan tidak diakui lagi keberadaannya.[12]

2. Teks-teks dan Kandungan Hadits Penerima Warisan


a. Hadits riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim[13]



وعن ابن عبا س رضي الله عنهما عن النبي ص.م. قال : الحقوا الفرائض باهلها, فما بقي فهو لآولى رجل ذكر. :متفق عليه



Dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW. Ia bersabda, Serahkanlah bagian itu kepada yang berhak, kemudian sisanya adalah untuk laki-laki yang lebih dekat (kepada mayit). (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Perkataan “serahkanlah bagian kepada yang berhak” itu maksudnya, ialah bagian-bagian yang telah ditentukan. Sedangkan mereka yang berhak itu ialah orang-orang yang telah ditentukan berdasarkan nash. Hadits ini menunjukkan bahwa sisa dari pembagian tersebut sesudah terpenuhinya semua yang berhak adalah untuk keluarga laki-laki yang terdekat (ashabah). Maka ini tidak dapat disertai oleh orang yang lebih jauh dari mayit.[14] Hadits yang disebutkan di atas menjadi landasan kewarisan ashabah yang berlaku dikalangan ulama AhluSunnah. Hadits menyebutkan kewarisan furudh dalam jumlah yang terbatas sebagai tambahan penjelas dari apa yang secara dzahir dinyatakan Allah dalam al-Qur’an.[15]

b. Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah[16]

و عن عبد االله بن عمر وان النبي ص.م. قال : لا يتوارث أهل ملتين شتى. رواه أحمد وأبو داود وابى ماجه-

Dan dari Abdullah bin ‘Amr: Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, Dua pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewarisi. (HR Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Dan zhahirnya perkataan “dua pemeluk agama tidak dapat saling mewarisi” itu berarti pemeluk agama kafir (selain islam) tidak juga bisa menjadi hak waris bagi pemeluk agama kafir lainnya. Dan begitulah pendapat Al Auza’I, Malik, Ahmad dan Hadawiyah. Tetapi oleh jumhur dikatakan bahwa maksud kalimat tersebut ialah antara islam dan lainnya. Selain itu tidak ada persoalan.[17] Yang dimaksud berbeda agama di sini adalah antara orang islam dan non-islam. Perbedaan agama yang bukan islam misalnya antara orang Kristen dan budha tidak termasuk dalam pengertian ini.[18] Selain hadits di atas, Nabi SAW mempratekkan pembagian warisan, bahwa perbedaan agama menyebabkan antara mereka tidak bisa saling mewarisi. Yaitu pada saat Abu Thalib, aman kesayangan beliau, meninggal dunia. Abu Thalib meninggal sebelum masuk islam, meninggalkan empat orang anak, ‘Uqail dan Thalib yang belum masuk islam, dan Ali serta Ja’far yang telah masuk islam. Oleh Rasulullah SAW harta warisan diberikan kepada ‘Uqail dan Thalib. Ini menunjukkan bahwa perbedaan agama menjadi penghalang untuk mewarisi.[19]

3. Kontekstual Hadits Penerima Warisan


Ahli waris ada dua macam, pertama, ahli waris nasabiyah yaitu ahli waris yang hubungan kewarisannya didasarkan karena hubungan darah (kekerabatan). Kedua, ahli waris sababiyah yaitu ahli waris yang hubungan kewarisannya karena suatu sebab, yaitu sebab pernikahan dan memerdekakan budak.[20]

Dalam Kompilasi Hukum Islam, kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari:

a. Hubungan Darah, terdiri dari:

1) Golongan laki-laki, yaitu ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, dan kakek.

2) Golongan perempuan, yaitu ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan nenek.

b. Hubungan Perkawinan, terdiri dari, duda atau janda.[21]

Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak menerima warisan hanya: anak, ayah, ibu, janda atau duda.[22]

Yang termasuk ahli waris nasabiyah laki-laki, yaitu:[23]

a. Ayah

b. Kakek dari garis ayah

c. Anak laki-laki

d. Cucu laki-laki garis laki-laki

e. Saudara laki-laki sekandung

f. Saudara laki-laki seayah

g. Saudara laki-laki seibu

h. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung

i. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah

j. Paman, saudara laki-laki ayah kandung

k. Paman, saudara laki-laki ayah seayah

l. Anak laki-laki paman sekandung

m. Anak laki-laki paman seayah

Urutan tersebut disusun berdasarkan kedekatan kekerabatan ahli waris dengan pewaris. Kalau semua ahli waris ada, maka yang mendapat warisan adalah anak laki-laki dan ayah.

Yang termasuk ahli waris nasabiyah perempuan, yaitu:[24]

a. Ibu

b. Nenek dari garis ibu

c. Nenek dari garis ayah

d. Anak perempuan

e. Cucu perempuan garis laki-laki

f. Saudara perempuan sekandung

g. Saudara perempuan seayah

h. Saudara perempuan seibu

Apabila semua ahli waris perempuan tersebut ada ketika pewaris meninggal dunia, maka yang dapat menerima bagian adalah ibu, anak perempuan, cucu perempuan garis laki-laki dan saudara perempuan sekandung.

Jika semua ahli waris nasabiyah laki-laki dan perempuan tersebut ada, maka yang dapat menerima warisan adalah ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.[25]

Adapun ahli waris sababiyah, terdiri dari duda (suami) atau janda (istri).

Apabila semua ahli waris nasabiyah dan sababiyah tersebut ada pada saat pewaris meninggal, maka yang berhak menerima bagian adalah: anak laki-laki dan perempuan, ayah, ibu, janda atau duda.[26]

Kompilasi Hukum Islam tidak menegaskan secara eksplisit perbedaan agama antara ahli waris dan pewarisnya sebagai penghalang mewarisi. Kompilasi Hukum Islam hanya menegaskan bahwa ahli waris beragama islam ada saat meninggalnya pewaris (ps. 171 huruf c).[27] Untuk mengidentifikasi seorang ahli waris beragama islam, dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 172 menyatakan: ahli waris dipandang beragama islam apabila diketahui dari kartu identitas atau amalan atau kesaksian, sedangkan bayi-bayi yang baru lahir atau anak yang dewasa, beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.[28]

C. Kesimpulan


Menurut Kompilasi Hukum Islam, ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.

Dalam Kompilasi Hukum Islam, kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari:

1. Hubungan Darah, terdiri dari:

a. Golongan laki-laki, yaitu ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, dan kakek.

b. Golongan perempuan, yaitu ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan nenek.

2. Hubungan Perkawinan, terdiri dari, duda atau janda.

Kompilasi Hukum Islam hanya menegaskan bahwa ahli waris beragama islam ada saat meninggalnya pewaris (ps. 171 huruf c).




DAFTAR PUSTAKA



Faishal, Terjemah Nailul Authar, Penerjemah: Mu’ammal Hamidy, dkk, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001, Cet.3.
Kompilasi Hukum Islam
Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres, 2014.
Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997.
Syarifuddin, Amir, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: kencana, 2005.

[1] Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), hlm. 1.
[2] Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: kencana, 2005), Cet.2, hlm. 35.
[3] Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), Cet.2, hlm. 356.
[4] Amir Syarifuddin, Op.Cit., hlm. 210-211.
[5] Pasal 171 huruf c Kompilasi Hukum Islam.
[6] Mardani, Op.Cit., hlm. 35.
[7] Mardani, Ibid., hlm. 27.
[8] Mardani, Ibid., hlm. 27.
[9] Amir Syarifuddin, Op.Cit., hlm. 221.
[10] Pasal 172 Kompilasi Hukum Islam.
[11] Mardani, Op.Cit., hlm. 29.
[12] Ahmad Rofiq, Op.Cit., hlm. 402.
[13] Faishal, Terjemah Nailul Authar, Penerjemah: Mu’ammal Hamidy, dkk., (Surabaya:PT. Bina Ilmu, 2001), Cet.3, hlm. 2050.
[14] Faishal, Ibid., hlm. 2052.
[15] Amir Syarifuddin, Op.Cit., hlm. 42.
[16] Faishal, Op.Cit., hlm. 2084.
[17] Faishal, Ibid., hlm. 2086.
[18] Ahmad Rofiq, Op.Cit., hlm. 404.
[19] Ahmad Rofiq, Ibid., hlm. 405.
[20] Mardani, Ibid., hlm. 35.
[21] Pasal 174 Kompilasi Hukum Islam.
[22] Mardani, Op.Cit., hlm. 36.
[23] Mardani, Ibid., hlm. 36.
[24] Mardani, Op.Cit., hlm. 36-37.
[25] Ahmad Rofiq, Op.Cit.,hlm. 387.
[26] Ahmad Rofiq, Ibid., hlm. 388.
[27] Ahmad Rofiq, Ibid., hlm. 404.
[28] Pasal 172 Kompilasi Hukum Islam.

Minggu, 09 Oktober 2016

Cara Kembalikan File di Perangkat Android yang Terhapus

Materi Lengkap - Kehilangan sebuah data di smartphone memang bisa menjadi hal yang sangat menyebalkan. Apalagi jika data itu penting, dan kehilangannya terkadang disebabkan kelalaian sepele, misalnya tak sengaja terhapus.

Namun, dengan kehadiran teknologi komputasi awan saat ini sebenarnya pengguna tak perlu terlalu khawatir. Karena beberapa data digital sebenarnya bisa dikembalikan lagi dengan sedikit usaha, seperti menggunakan alat untuk mengembalikan data di Android.

Berikut adalah 10 cara mengembalikan file yang terhapus dari sistem operasi Android yang dihimpun oleh tim Tekno Liputan6.com, seperti dikutip dari laman Tech Radar, Sabtu (30/4/2016).

Hanya, perlu diingat tak seluruh upaya ini akan berhasil 100 persen. Proses pengembalian data juga bergantung pada aplikasi yang diinstall dan letak file yang sudah dihapus.

1. Mengembalikan Foto Terhapus dari Google Photos


Apabila Anda termasuk pengguna yang cukup sering menggunakan Google Photos, sebenarnya ada cara mudah untuk mengembalikan gambar yang terhapus. Untuk melakukannya, cukup pilih opsi Bin di menu Google Photos.

Setelah itu, pilih dan tahan gambar yang ingin dikembalikan. Lalu, sentuh restore untuk mengembalikan gambar yang dimaksud.

Google sendiri memang tak langsung menghapus gambar yang dihapus, melainkan akan dimasukkan terlebih dulu ke bin. Foto yang disimpan di bin hanya bertahan 60 hari, setelah itu akan terhapus secara otomatis.

2. Mengembalikan File Terhapus di Google Drive


Pada dasarnya, mengembalikan file terhapus di Google Drive tak berbeda jauh dari Google Photos. Anda cukup masuk ke aplikasi Google Drive, lalu pilih opsi Bin. Setelah itu, pilih file yang dikembalikan dan ketuk ikon 'restore' untuk membawa file tersebut kembali muncul.

Pada Google Drive, file juga disimpan selama beberapa waktu sebelum benar-benar dihapus dari 'tempat sampah'. Hanya, Google Drive tidak menyebutkan secara spesifik waktu penyimpanan file yang sudah ada di Bin.


3. Menggunakan Aplikasi Pihak Ketiga


Ketika file yang terhapus berada di smartphone tentu dibutuhkan langkah lain untuk mengembalikan file tersebut. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi pihak ketiga, seperti DiskDigger.

Pengguna cukup mengunduhnya di Google Play Store, kemudian dapat langsung memakainya. Namun, DiskDigger hanya akan fokus melacak foto-foto yang sudah terhapus. Untuk itu, apabila ingin mengembalikan file berbentuk video smartphone Anda harus terlebih dulu di-root.

4. Gunakan Aplikasi Pihak Ketiga dari Komputer


Apabila setelah menggunakan aplikasi mobile belum membuahkan hasil, Anda dapat mencobanya dengan menghubungkan smartphone ke komputer atau laptop. Sama seperti pada mobile, pengguna juga harus memakai aplikasi pihak ketiga, salah satunya adalah Recuva.

Pengguna cukup menghubungkan smartphone langsung dengan komputer yang sudah terpasang Recuva. Cara pengoperasiannya pun cukup mudah, pengguna cukup menyeleksi tipe file yang ingin dicari terlebih dulu.

Setelah ditemukan, pilih file tersebut kemudian dapat pilih opsi recovery untuk mengembalikan file tersebut. Perlu diingat, file yang disimpan di memori internal memiliki kemungkinan lebih besar dikembalikan, ketimbang file yang ada di memori ekstrenal.

5. Mengembalikan Data di Gim


Saat memainkan sebuah gim cukup lama, tentu akan sangat menyebalkan apabila gim tersebut terhapus. Namun, dengan sistem terbaru dari Google hal tersebut tak perlu dikhawatirkan.

Pengguna yang sudah masuk dengan menggunakan akun Google ketika bermain, secara otomatis juga akan menyimpan data permainan di Google Play Games. Jadi, meskipun gim sudah hilang saat Anda masuk dengan akun yang sama data masih akan muncul.

Namun, perlu diingat cara ini hanya berlaku ketika pengguna memang mengaktifkan fitur masuk di Google Play Games.

6. Mengembalikan Email yang Terhapus


Secara teoritis, selama masih menggunakan layanan Google secara otomatis file yang terhapus akan disimpan terlebih dulu di folder Bin. Untuk itu, bagi Anda yang ingin mengembalikan email terhapus dapat mengecek terlebih dulu file Bin.

Jika, email yang dimaksud memang masih ada pengguna dapat langsung mengembalikannya ke folder Inbox. Selain Gmail, aplikasi Outlook for Android juga menawarkan fitur serupa.

7. Mengembalikan Kontak yang Terhapus


Apabila Anda mengandalkan layanan Google untuk mengelola kontak, bukanlah hal yang sulit untuk mengembalikannya. Anda hanya perlu mengakses Google Contacts melalui situs web, kemudian masukkan akun Google yang digunakan.

Setelah itu, pilih 'Restore Contacts' dan semua kontak akan secara otomatis kembali ke daftar paling terbaru.

Namun, perlu dipastikan semua kontak harus disetel tetap terlihat. Apabila sejak awal kontak tersebut memang disembunyikan, pada akhirnya kontak tersebut tak akan kelihatan.

8. Atur Backup secara Otomatis


Istilah mencegah lebih baik dari mengobati juga berlaku dalam kejadian ini. Oleh karena itu, ketimbang sulit melakukan beragam cara untuk mengembalikan file yang terhapus, sebaiknya Anda juga melakukan backup data secara otomatis.

Perangkat Android juga memungkinkan hal ini. Pengguna cukup masuk ke pilihan 'Settings' lalu pilih opsi 'Backup & Reset', maka secara otomatis nantinya perangkat akan melakukan backup secara berkala.

Demikian Sedikit tips Cara Kembalikan File Terhapus di Android, Cara Kembalikan File Foto Terhapus di Android, Cara Kembalikan File Gambar Terhapus Di Android, Cara Kembalikan File Video Terhapus di Android, Cara Kembalikan Kontak Terhapus Di ANDROID, Cara Kembalikan File Gim Terhapus, Cara Kembalikan Email TerhapusCara Kembalikan File terhapus di Perangkat Android. Semoga bermanfaat ya. Apabila ada masalah mohon di share dan di diskusikan bersama-sama. Dapatkan juga Berbagai Macam Software Gratis, Tips & Trick lainnya disini MATERI LENGKAP ->  KLIK DISINI  

9 Game Android Terbaik Versi Google Play


9 Game Android Terbaik Versi Google Play – Sekarang ini Smartphone berbasis Android sudah menjadi sebuah benda yang harus di miliki oleh orang, karena Smartphone berbasis Android selain kaya akan fitur yang menarik, juga banyak sekali aplikasi hiburan seperti game. Ternyata tidak hanya game HD dengan spesifikasi yang tinggi saja yang banyak diminati para gamers ini. Banyak juga jenis game ringan lainnya yang menjadi favorit para pengguna Android.

Tim Google Play mengumumkan nama aplikasi Game terbaik sepanjang tahun 2015 dan juga mengumumkan aplikasi – aplikasi baru yang turut eksis juga di tahun 2016.

Berikut Daftar 9 Game Android Terbaik Versi Google Play


Tidak hanya game – game global saja, game lokal seperti Billionaire karya Alegrium dan Dazzle – Dagelan Puzzle dari Touchten juga menjadi game paling banyak di unduh di tahun 2015 lalu yang turut eksis juga di tahun 2016.. Berikut ini daftar lengkap 9 game terbaik di tahun 2015 yang turut eksis juga di tahun 2016. yang di umumkan oleh tim Google Play:

Untuk aplikasi media sosial seperti Facebook, Facebook Messenger dan lain sebagainya masih menjadi favorit pengguna di tahun 2015-2016 ini.

Demikian sedikit Artikel  Game Android Terbaik Versi Google Play Terbaik, Gratis dari Materi lengkap, ada banyak sekali Aplikasi diAndroid lainnya yang bisa kamu coba. semuanya ada disini Klik Disini

Sabtu, 08 Oktober 2016

Pengertian, Macam-macam, beserta contoh Cara THAHARAH (BERSUCI)

THAHARAH


Thaharah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai manusia yang diciptakan Allah SWT. Di dunia ini mengemban dua hal dalam tujuan penciptaannya. Yakni sebagai hamba Allah yang di “taklif” untuk beribadah sekaligus sebagai Khalifah untuk mengatur bumi.
Berkaitan dengan ibadah, manusia diberikan tuntunan dan aturan yang harus dipenuhi sebagai sarana penentu keabsahan semua rangkaian ibadah sehingga ibadah menjadi diterima secara syar’i. Begiatu juga dengan sholat dan serangkaian ibadah yang mengharuskan bersuci maka tak lepas dari bagaimana aturan bersuci yang benar. Bersuci yang asalnya Jawaz dalam hal ini menjadi wajib karena terkena aturan sebagaimana bunyi kaidah fiqh berbunyi “Ma la Yatimmu al-wajib illa bihi fa huwa wajib”(sesuatu yang menjadi kesempurnaanya sebuah kewajiban maka sesuatu itu menjadi wajib pula).
Disini penulis mencoba menyajikan tulisan yang sedikit mengupas tentang bagaimana cara bersuci serta macam-macamnya sebagai salah satu sumbangsih khazanah keilmuan semoga bermanfaat. Amiin.

B.    Rumusan Masalah.
Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan d kaji diantaranya:
1.    apa pengertian Toharoh?
2.    Apa saja diantara macam-macam thoharoh?
3.    Bagaimana caranya thoharoh?

C.    Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1.      Untuk mengetahui konsep dasar tentang thoharoh.
2.      Untuk mengetahui macam-macam thoharoh.
3.      Untuk memahami cara melakukan thoharoh

Adapun kegunaannya adalah:
1.         Menambah wawasan dan sebagai bahan bacaan.
2.         Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Fiqh





BAB II
PEMBAHASAN
THAHARAH (BERSUCI)



A.    HAKIKAT THAHARAH (BERSUCI)

 

Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih  dan membersihkan diri dari kotoran yang bersifat hissiy (indrawi)  seperti najis serta kotoran yang ma’nawi seperti cacat atau aib . Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bersih memiliki beberapa makna, antara lain:
1)    Bebas dari kotoran
2)    Bening tidak keruh (tt air), tidak berawan (tt langit)
3)    Tidak tercemar (terkena kotoran
4)    Tidak bernoda; suci
5)    Tidak dicampur dng unsur atau zat lain; asli.
Jadi, bersih yang dimaksud disini adalah suatu keadaan dimana sesuatu terbebas dari segala hal yang membuatnya tampak tidak baik dan bersifat merusak pandangan.selain itu, kebersihan juga merupakan ciri muslim yang cukup menonjol dimana telah ditegaskan dalam sebuah maqolah bahwa “kebersihan merupakan sebagian dari iman” . Maka dari itu, hal kebersihan ini cukup menjadi perhatian di kalangan umat Islam.
Pada dasarnya,thaharah tidak selalu diidentikkan dengan kebersihan karena ada perbedaan diantara keduanya. Meskipun sama-sama bertujuan untuk menjaga kebersihan namun thaharah sendiri mengandung nilai ibadah bagi yang menjalankannnya. Nilai ibadah inilah yang kemudian menjadikan thaharah sebagai nilai lebih yang dimiliki umat Islam.
Adapun menurut syara’, thaharah adalah sesuatu yang dihitung sunnah untuk melaksanakan sholat seperti wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis.  Thaharah atau bersuci dalam pandangan Islam tidak hanya menyangkut masalah bersih atau kotor, namun lebih kepada tujuan sahnya sebuah ibadah.

Tanpa adanya ritual bersuci yang sesuai, mustahil akan terwujud ibadah yang sah. Karena salah satu syarat sahnya semua ibadah adalah kondisi suci yang apabila tidak terpenuhi maka akan berakhir dengan kesia-siaan.


B.    MACAM-MACAM THAHARAH

 

Beberapa macam thaharah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya yaitu wudlu, mandi dan tayammum. Untuk perinciannya akan kami bahas lebih lanjut sebagai bertikut:

1.    Wudlu

Wudlu menurut bahasaya itu sebutan untuk pembersihan sebagian anggota badan . Adapun menurut syara’, wudlu adalah sebutan untuk pembersihan bagian-bagian tertentu dengan niat yang tertentu . Hukum wudlu ada dua, wajib bagi orang yang hadats  dan sunnah bagi orang yang memperbarui wudlu baik setelah shalat ataupun setelah mandi wajib, serta ketika orang yang junub hendak melakukan makan, tidur atau wathi dan lain sebagainya . Beberapa komponen wudlu antara lain:

a.    Fardlu wudlu

Fardlu wudlu ada 6 yaitu:
1.    Niat
2.    Membasuh wajah
3.    Membasuh kedua tangan beserta dua siku
4.    Mengusap sebagian kepala
5.    Membasuh dua kaki sampai mata kaki
6.    Tertib .


b.    Syarat wudlu

Syarat wudlu yaitu hal-hal yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan wudlu. Sayyid Ahmad telah mengemukakan beberapa syarat wudlu seperti:
(1)    Islam
(2)    Cerdas; tidak bodoh atau gila
(3)    Suci dari haidl dan nifas
(4)    Bersih dari hal-hal yang menghalangi atau mencegah mengalirnya air sampai kekulit
(5)    Anggota wudlu tidak mengandung hal yang dapat merubah sifat air
(6)    Mengerti kefardluan wudlu
(7)    Tidak meyakini bahwa fardlu wudlu adalah sunnah
(8)    Air yang suci
(9)    Menghilangkan najis yang terlihat
(10)    Mengalirkan air di seluruh anggota wudlu .

c.    Sunnah wudlu

Sunnah wudlu merupakan hal yang ketika dilakukan pada saat wudlu dan mendapat pahala serta tidak berdosa jika ditinggalkan. Diantaranya yaitu:
(a)    Bersiwak
(b)    Membaca Basmalah
(c)    Membasuh kedua telapak tangan
(d)    Berkumur
(e)    Menghisap dan menyemprotkan air dari lubang hidung
(f)    Mengulangi rukun sebanyak tiga kali;
(g)    Mengusap seluruh kepala

d.    Hal-hal yang membatalkan wudlu

Beberapa hal yang dapat merusak wudlu diantaranya yaitu:
1.    Segala sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur kecuali mani;
2.    Hilangnya akal kecuali sebab tidur yang tetap duduknya;
3.    Bertemunya dua kulit laki-laki dan perempuan yang sudah baligh dan berlainan;
4.    Menyentuh qubul atau lubang dubur dengan telapak tangan atau ujung jari bagian dalam.

2.    Mandi (Al Ghusl)

Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air ke segala sesuatu baik badan, pakaian dan sebagainya tanpa diiringi dengan niat. Sedangkan menurut syara’ mandi yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota badan denagn niat tertentu.
Dalam islam, mandi atau Al Ghusl memiliki posisi yang cukup urgen. Hal ini  mengingat mandi bertujuan untuk menghilangkan hadats atau kotoran yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan wudlu. Namun mandi yang dimaksud disini tentunya memiliki karakteristik serta aturan yang berbeda dari mandi yang hanya untuk membersihkan badan dari kotoran yang melekat di tubuh. Berikut beberapa hal yang menyangkut mandi dalam Islam:

a.    Hal yang mewajibkan mandi

1.    Bertemunya dua kemaluan
2.    Keluarnya mani
3.    Haidl
4.    Nifas
5.    Wiladah
6.    Meninggal dunia

b.    Fardlu mandi

Fardlu mandi ada tiga yaitu niat, membersihkan najis yang ada di seluruh tubuh serta mengalirkan air hingga mengenai seluruh anggota tubuh.

c.    Sunnah mandi

Beberapa sunnah mandi yang dianjurkan adalah lima perkara, yaitu:
1.    Membaca basmalah
2.    Berwudlu sebelum melakukan mandi
3.    Menggosok-gosokkan tangan pada tubuh
4.    Berturut-turut
5.    Mendahulukan anggota sebelah kanan

d.    Syarat mandi (Al Ghusl)

Adapun syarat mandi adalah sebagaimana syarat melaksanakan wudlu.

e.    Mandi-mandi yang disunnahkan

Beberapa mandi yang disunnahkan dalam Islam adalah mandi jum’at, mandi dua hari raya , mandi dua gerhana , mandi karena islamnya orang kafir serta mandi karena sembuhnya orang gila dan orang yang berpenyakit ayan.

3.    Tayammum

Menurut bahasa, tayammum adalah menyengaja (القصد). Sedangkan menurut ishtilah yaitu mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengan niat tertentu. Tayammum yaitu sebuah ritual penyucian diri dari hadats dengan menggunakan debu sebagai pengganti air dikarenakan beberapa sebab atau hal tertentu.

Sebab-sebab tayammum terbagi menjadi dua kategori. Pertama yaitu tayammum yang wajib mengulangi sholat yang telah dilakukan seperti tayammum karena tidak adanya air di tempat yang biasanya terdapat air melimpah, lupa meletakkan air, hilangnya air dari tempatnya dan sebagainya . Kedua yaitu dimana tidak diwajibkan untuk mengulangi sholat yang telah dilakuakan seperti tayammum karena tidak ada air di tempat yang sudah biasa tidak ada airnya dan kebutuhan akan air tersebut untuk diminum atau dijual untuk memenuhi kebutuhan, tidak adanya air kecuali dengan harga tertentu dan tidak ada uang untuk membeli atau akan dipergunakan untuk kebutuhan lain .

Fardlu tayammum ada lima yaitu memindahkan debu dari tanah atau udara kebagian yang diusap, niat, mengusap wajah, mengusap dua tangan hingga kedua siku dan tertib. Beberapa Sunnah tayammum yaitu bersiwak, membaca basmalah, mendahulukan anggota kanan, berturut-turut, menipiskan debu pada telapak tangan.

Hal hal yang membatalkan tayammum diantaranya yaitu hadats, murtad, mengira telah ada air di luar sholat, mengerti tentang keberadaan air, mampu untuk membeli air dan sebagainya.

C.    DASAR HUKUM THAHARAH

Beberapa dalil hukum thaharah dalam al quran dan hadits adalah sebagai berikut:
Surat Al Maidah ayat 6 tentang wudlu, mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
   
Surat An Nisa’ ayat 43 tentang mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”(4:43).




BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan membersihkan diri dari kotoran yang bersifat hissiy (indrawi)  seperti najis serta kotoran yang ma’nawi seperti cacat atau aib. Sedangkan menurut syara’, thaharah adalah sesuatu yang dihitung sunnah untuk melaksanakan sholat seperti wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis.
Beberapa macam thaharah yaitu wudlu untuk menghilangkan hadats kecil,  mandi untuk menghilangkan hadats besar serta tayammum untukj menggantikan wudlu dalam keadaan tertentu. Thaharah pada dasarnya adalah sebuah ibadah yang mencakup seluruh ibadah lainnya. Tanpa adanya thaharah mustahil akan terwujud ibadah yang sah karena ibadah yang dilakukan seorang hamba haruslah dalam keadaan yang suci untuk mencapai kesempurnaan.

B.    KATA PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun, yang mana tentunya tak lepas dari kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyajian. Karena kami pun menyadari tak ada gading yang tak retak. Untuk itu kritik dan saran pembaca sekalian sangat kami harapkan demi perbaikan dan evaluasi dari apa yang kami usahakan. Harapan kami semoga bermanfaat. Amin.


DAFTAR PUSTAKA

Al quran Al Karim
Al Ghaziy, Muhammad bin Qasim, Fath Al qarib, (Indonesia: Daar Al Ihya’ Al Kutub Al ‘Arabiyah)
Al Anshariy, Syaikh Al Islam Zakariya, Tuhfat Al Thullab, (Surabaya: Maktabah Al Hidayah)
Al Syathiriy , Sayyid Ahmad ibn Umar, Al Yaqut Al Nafis, Al Haramain
http://alimpolos.blogspot.com/