Minggu, 20 September 2015

MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

 MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam sebuah ekosistem tidak terlepas antara kehidupan sesama makhluk dan alam, baik biotik maupun abiotik.Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri dari berbagai jenis yang saling berinteraksi,antara sesama mahluk hidup. Hubungan antara sesama mahluk hidup mempunyai manfaat dan kebaikan dengan criteria agama sebagai landasan ilmu.Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu ekosistem mempunyai stabilitas tertentu. Makin besar keanekaragaman ekosistem semakin besar stabilitasnya. Sehubungan sifat sumber daya alam hendaknya manusia bijaksan dalam penggunaanya karana persediaan terbatas sedangkan kebutuhan manusia yang terus bertambah dan walaupun sumber daya alam biotic dapat diperbarui kita tidak boleh mengunakan secara semena mena,sebab apabila satu jenis(speciesnya)hewan atau tumbuhan lenyap dari permukaan bumi maka jenis tersebut tidak akan muncul dikemudian hari.




BAB II

PEMBAHASAN



A. Manusia dan Lingkungan Hidupnya


Keberadaan alam dan seluruh benda-benda yang terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan . Kelangsungan hidupdari setiap unsur kekuatan alam terkait dengan keberadaan hidup kekuatan lain,dalam ilmu sains disebut ekosistem yaitu satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis) dengan berbagai interaksi membentuk suatu sistem.

Komunikasi atau hubungan antara satu makluk hidup serta lingkunganya memiliki nilai –nilai ibadah apabila ditujukan pada suatu perbuatan yang mengandung kebaikan dan kemanfaatanya dengan criteria agama sebagai landasan sentralnya.ilmu tentang lingkungan menganggap seluruh makhluk hidup sesui dengan habitatnya adalah mempunyai peranan dan kegunaan masing-masing yang berkepentingan dalam kehidupan .begitupun keberadaan manusia bagi kehidupan lainya merupakan dinamika yang memberikan corak dalam lingkungan kehidupan manusia.

Kehidupan yang mempunyai makna sebenarnya merupakan kehidupan yang memiliki kemanfaatan dan dalam proses berlangsunya hidup dijagad raya ini,setiap makhluk hidup adalah kekuatan yang membangkitkan yang disebut energy. Keberadaan matahari sebagai sumber energy yang dibutuhkan semua makhluk. Tumbuhan membutuhkan sinar matahari dalam proses fotosintesis sebagai upaya mematangkan makanan yang dibutuhkan dan batang pepohonan mampu mengatasi banjir yang akan membahayakan makhluk hidup yang lain :hewan tumbuhan termasuk manusia dan pada pokoknya setiap energy yang ada pada makhluk hidup saling dibutuhkan dan tergantung satu dengan yang lain.



B. Lingkungan Hidup Yang Diharapkan Manusia


Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu ekosistem mempunyai stabilitas tertentu. Makin besar keanekaragaman ekosistem semakin besar stabilitasnya,misalnya hutan tropis yang terdiri banyak sekali aneka ragam tumbuhan atau hewan walaupun tanpa perawatan tetap akan melangsungkan hidupnya.sebaliknya suatu ladang atau sawah yang terdiri dari beberapa macam tumbuhan akan mempunyai stabilitas yang kecil. Lingkungan hidup dapat memenuhi syarat kehidupan para penghuninya bila situasi dan kondisi lingkungan hidup dapat dengan kebutuhan minimal para penghuninya.

Untuk menyediakan lingkungan hidup yang memadai kebutuhan hidup perlu ada perencanaan.misalnya adanya taman-taman kota untuk menanggulangi pencemaran udara dikota,yang termasuk ukuran makro.sedangkan contoh dalam ukuran mikro taman mini dihalaman rumah yang diatur serasi yang dapat menggambarkan nilai estetika tersendiri.

a. Macam Sumber Daya Alam


· Sumber daya alam biotic yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui yang meliputi hewan liar maupun peliharaan dan tumbuhan lainya.yang mempunyai sifat dapat memperbanyak diri (renewable resources).

· Sumber daya alam abiotik yaitu sumber daya alam yang tidak mempunyai kemampuan memperbanyak diri (nonrawable resources) yang meliputi minyak bumi,barang tambang atau mineral seperti batu bara,tembaga,nikel ,dan lain lain.

Sehubungan sifat sumber daya alam tersebut hendaknya manusia bijaksan dalam penggunaanya karana persediaan terbatas sedangkan kebutuhan manusia yang terus bertambah dan walaupun sumber daya alam biotic dapat diperbarui kita tidak boleh mengunakan secara semena mena,sebab apabila satu jenis(speciesnya)hewan atau tumbuhan lenyap dari permukaan bumi maka jenis tersebut tidak akan muncul dikemudian hari.

b. Pelestarian Lingkungan


Istilah lingkungan yang lestari dalam lingkungan hidup menunjukkan suatu lingkungan hidup menunjukkan suatu sifat lingkungan secara kodrati. Artinya lingkungan itu tetap pada eksistensinya dan lingkungan tetap berinteraksi sesuai dengan fungsi lingkungan semata mata.karena lingkungan hidup itu pada awalnya memiliki manfaat bagi seluruh makhluk yang ada dalam system lingkungan itu,dan seharusnya tetap terjaga sesuai dengan keberadaanya. Pelestarian lingkungan dapat diartikan sebagai upaya menjadikan lingkungan itu tetap pada posisinya sebagai unsur-unsur yang saling terkait satu dengan yang lainya dalam ekosistem.”pengertian pelestarian mengandung makna tercapainya kemampuan lingkungan yang serasi dan seimban ag,dan peningkatan kemampuan tersebut”[1]

c. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan


Keterlibatan manusia pada lingkungan pada dasarnya menimbulkan dua akibat yaitu perubahan yang cenderung dapat dikatagorikan perubahan yang baik membawa dampak kenaikan kualitas lingkungan,sedangkan perubahan msebagai factor penyebab kerusakan lingkungan secara makro.[2]

1) Masalah kemiskinan


Kemiskinan pada hakikatnya meruppakan taraf hidup manusia yang paling rendah yang melandas sebagian dunia . kemiskinan erat hubungannya dengan masalah ekonomi sebab kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan yang demikian di sebut kemiskinan absolute .adanya kemiskinan yang melanda masyarakat cenderung mendorong masyakat mengambil jalan pintas utuk bebas dari kemiskinan .misalnya memanfaatkanya sebagai kayu bakar dan kebutuhan rumah tangga sikap yang demikian di lakukan mengakibatkan terjadi penggundulan hutan maka terjadi banjir dan erosi di mana-mana . begitu pula perburuhan hewan di jadikan bahan pangan dan di perjual belikan yang mengakibatkan punahnya satwa yang mendiami hutan.

2) Keterbelakangan


Menurut danyl paul evans.[3] Ada tiga elemen pokok suatu masyarakat atau seseorang disebut secara mental ketinggalan atau keterbelakangan.yang pertama berpendidikan rendah,kedua minimum informasi dan ketiga tidak mampu berfikir dengan baik.masyarakat terbelakang cenderung mencari nafkah dengan mememfaatkan lingkungan sebagi mata pencarianya,misalnya beerburu,bertani atau menebang pohon/hutan.perburuan merekaseluruh satwa(fauna) yang ada dilingkunganya dan yang penting hewan itu dapat memenuhi kebutuhan hidupya,sedangkan pertanian yang mereka lakukan dilakukan dengan berpindah-pindah yang selalu atas dasar bisa atau tidaknya tanah itu ditanami,jika tanah itu tandus maka spontan dibuka lading baru,begitu juga pemanfaatan hutan sebagai upaya menghidupkan keluargadan keseharian meereka.akibat terjadi sifat primitive tersebut mngganggu eksistensi lingkungandan sering membawaakibat terjadi kekejaman dan kesalahpahaman tentag pertanian:pengairan, kadangkala mengakibatkan saling membunuh.

3) Kepadatan penduduk


Pertambahan penduduk mengakibatkan terjadinya perubahan habitat lingkungan hidup baik fisik , biologi maupun social budaya.begitu banyak dampak yang diakibatkan oleh kepadatan penduduk dalam masalah lingkungan fisik misalnya perumahan yang luas dibagunya tembok-tembok yang kokoh menggeser pepohonan yang tumbuh ridang dan mengakibatkan kegersangan yang berkepanjangan.menjadi terasingnya keberadaaan lingkungan alami bahkan kelangsunganya bisa terancam.

4) Perkembangan teknologi


Penerapan teknologi terhadap lingkungan hidup berarti berupaya mengelola lingkungan agar lebih berdaya guna bagi kehidupan manusia dengan lingkunganya.dengan teknologi canggih batu pualam dan batu tambang lainya dapat diolah dan membawa kenikmatan bagi manusia.begitu pula terhadap adanya pengolahan air dengan proses kimia dengan hasil yang dapat dikonsumsikan oleh masyarakat.teknologi yang membawa bencana merupakan akibat aanya penyalahgunaan teknologi kearah sasaran dari diciptakan teknologi adanya bom nuklir merupakan hasil teknologi yang membawa dampak kehancuran terhadap eksistensi manusia.keberadaan mesin-mesin industry dibeberapa yang membawa ekses lahirnya limbah industry yang terus mengencam keberadaan lingkunganya.dismping itu lahirnya sarana transportasi mendorong terjadinya polusi karena asap dari berbagai jenis kendaraan bermontor.Akhirnya sesak nafas,bronchitis dan batukrejan akibat tercemarnya udara oleh cerobong pabrik yang berada dilingkungan manusia.

d. Peranan Manusia Terhadap Lingkungan


Manusia Sebagai Organisme yang Dominan Secara Egologik.

Organisme dikatakan dominnan secara ekolagi jika:

1. Manusia dapat berkompetensi sacara lebih baik untuk memenuhi kebutuhn hidupnya terutama dalam hal makanan jika ibandingkan makhluk lain dalam suatu ekosistem, dan

2. Manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan hidaupnya,atau terhadap organism yang lain.

Manusia merupakan makluk dominan sacara ekologik karena sifat-sifat anatomi serta mentalnya , sifat-sifat itulah yang menyebabkan manusia dapat berkompetensi dan berhasil dengan baik mendapatkan apa yang dibutuhkan.manusia menempati tingkat tropic tertinggi dalam ekosistem dan ia pun tidak mempunyai predator.namun manusia mampu mengeksploitasi tingkat-tingkat tropic lainya bahkan seluruh ekosistem untuk memenuhi kebutuhanya.

3. Manusia sebagai makluk pembuat alat


Manusia juga merupakan organism yang membudidayakan makananaya perubahan cara hidup dari pengumpulan makanan jadi penanaman serta pemetik hasil tanaman serta pemetik hasil tanaman marupakan suatu pencapaian yang mempunyai dampak ekologi yang luas.Alat-alat pertanian yang berkembang dari tingkat penanaman menjadi mesin-mesin modern yang apt mengolah tanah lebih luas.Dengan demikian terbentuklah ekosistem buatan manusia.selain itu makanan yang cukup mengakibatkan populasi manusia meningkat dengan segala akibat yang berarti.

4. Manusia sebagai makluk perampok


Manusia mengeksploitasi ekosistem untuk keperluan yang tidak konsumtif misalnya untuk kepercayaan misalnya hewan untuk olah raga, untuk piaraan dirumah , untuk prestos social . manusia juga menjadikan tumbuh-tumbuhan untuk estetika ,seperti bunga-bunga dan hiasan.

5. Manusia sebagai peenyebab evolusi

Evolusi alamiah berlangsung sangat lambat ,tetapi perusakan alam oleh manusia baik yang disengaja maupun tidak telah mempercepat evolusi organic.akibatnya organism yang sudah sangat kurang sampai batas sukar untuk dipulihkan kembali.manusia mengubah habitat alamiah .Luas areal pengubahan hanya hanya terdapat disekitar tempat tinggal ,lama kelamaan terciptalah kota atau hutan pengganggu yang bisa bertahan misalnya nyamuk dan lalat.

6. Manusia sebagai makluk pengotor

Manusia merupakan satu-satunya makluk pengotir lingkunga-nya.hewan membuang kotoran berupa faces yang dapat diuraikan untuk daur ulang karena terdiri dari bahan organic,selain fecces manusia jugamembuang kotoran barang sintetik dan juga racun yang penguraianya lambat sekali, yang akan mencemari lingkungan ,bahan buangan padat ada yang dapat dihancurkan secara biologis seperti makanan sisa, yang tidak dapat dihancurkan secara biologis seperti kertas,besi,gelas dan plastic. Bahan gas salah satunya berupa polusi udara,,cair pencemaran sungai dan lain lain.

Adapun bahaya polusi diantaranya polusi udara karbon monoksida yang dikeluarkan kendaran bermotor menyebabkan pekerjaan sel darah merah (hemoglobin ) terganggu, alam air masukknya pollutant kesistem perairan yang antara lain deterjen, asam belerang dapat membiasakan mikro organism yang mempunyai peranan penting dalam siklus ekosistem,begitu pula pemakaian prestisida yang berlebihan dalam pertanian yang berakibat mengurangi kebutuhan tanah.

e. Sikap Seorang Muslim Terhadap Lingkungan Hidup


Keserasian ligkungan sangat tergantung kepada kebersamaan seluruh anggota populasi dalam linnngkungan hidup.manusia sebagai kholifah oleh karena itu manusia mempunyai misi melaksanakan misi Allah untuk tetap menjaga keberadaan lingkungan agar bermanfaat bagi kehidupan sebab hakikinya bermanfaat bagi dirinya maupunlingkunganya sesuai dengan diciptakanya Ala m ini oleh Allah .[4] untuk mewujudkan misi tersebut harus memiliki sifat positif diantaranya

1. Sikap Apresitif


Sikap menghargi keberadaan lingkungan hidup ,artinya seorang muslim harus berusaha mengetahui apa guna dari adanya lingkungan hidup tersbut maka tumbuh persaan lingkungan hidup bagi lingkungan hidup dan makluk lainya.

2. Sikap Kreatif


Sebagai langkah menjadikan lingkungan hidup ini selalu berada alam keutuhan baik diri,kepentingan maupun tujuan ,wujudnya adalah menciptakan lingkungan itu tetap serasi,tumbuh dan berkembang serta dapat dirasakan kemanfaatanya bagi umat manusia .salah satu contohnya melakukan konservasi sumber alam yang meliputi konservasi tanah ,air ,hutan dan margasatwa dengan upaya upaya masing-masing.

3. Sikap Produktif


Sikap produktif bagi seorang muslim harus berangkat dari prinsip kemaslahatan umat .membuat suatu produsi didasarkan atas kepentingan umum dan tidak menghabiskan bahan mentah yang berasal dari alam untuk kelanhsungan hidup generasi selan jutnya.

4. Sikap Proaktif


Termasuk penjabaran dari ayat 77 surat Al-Qashas yang intinya manusia muslim jangan sam pai berbuat kerusakan dimuka bumi sebab akibatnya tidak hanya dirasakan oleh manusia tetapi menjangkau seluruh populasi dalam ekosistem ,sikap proaktif pada dasarnya sikap pembangunan lingkungan selaras ,serasi dengan lingkungan hidup,sebab lingkungan hidup itu keterkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan.

Dengan mempunyai sifat-sifat positif tersebut dapat menunjang kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan tercipta kehidupan yang harmonis antar sesama makluk baik biotic maupun abiotik dalam susunan ekosistem.



Perkembagan IPA Menjadi Berbagai Disiplin Ilmu




1. Perkembangan IPA


Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:

a. Hipotesis


Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.

b. Teori


Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.



c. Hukum dan dalil


Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.



1. Perkembangan IPA Klasik dan Modern


Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.

IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.



2. Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya


A. Klasifikasi IPA


Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:

A. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:



1. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.

2. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematika menuju ke suatu tujuan.

3. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial.

4. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.

5. Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau individu.

6. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.

7. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.

B. Ilmu Pengetahuan Alam Membahas Alam Semesta


Ipa yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:

a. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir

b. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak

c. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.

· Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan

· Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan

· Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup

· Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup

· Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup

· Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam

· Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis

· Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu



C. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.

a. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari mineralogi (bahan-bahan mineral)

b. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalender dan waktu

2. Pemfokusan dan pembentukan multi disiplin ilmu

a. Pemfokusan Ilmu

Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.

Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin ilmu tertentu.

f. Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu


Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.

Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.

Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.





KIMIA DAN PERKEMBANGANNYA


1) Perkembangan Ilmu Kimia


Masyarakat primitive tak bisa mengatasi kekuatan-kekuatan alam yang membawa bencana seperti wabah penyakit,gempa,banjir,dan sebagainya, sehingga sesuatu yang menurut perkiraan penyebabnya di puja dengan harapan jangan sampai bencana itu terulang.

Pada abad pertengahan, sikap yang demikian itu beralih kepada mistik.Para ahli kimia dalam hal ini juga beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib sepert tembaga misalnya dapat diubah menjadi emas.Sesuatu penemuan pada zaman itu umumnya dia bisa diterima pada generasi berikutnya sehingga pengetahuan yang mereka peroleh tidak memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu kimia.

Baru pada akhir abad ke-17 ilmu kimia berkembang sebagai suatu pengetahuan setelah seorang Antoine lauzent Lavoisier lewat metode yang kini dikenal sebagai:“Metode ilmiah yakni metode dengan pengamatan-pengamatan, menghubungkan kenyataan-kenyataan,mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan percobaan selanjutnya dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan hal ini Lavoisier melakukan penyelidikan secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti timbul, besi, timah, dan sebagainya.Lavoisier menarik kesimpulan bahwa pembakaran ada sesuatu zat diambil dari udara. Mendasar pada penemuan ini Lavoisier membakar air raksa dengan udara dengan volume tertentu mendapatkan serbuk merah sedang volume udara berkurang sebanyak apa yang didapatkn kembali bila serbuk merah itu dipanaskan.Dari pengamatan itu Lavoisier mengenal adanya suatu zat yang terdapat diudara yang bersenyawa air raksa,zat itu di sebut oksigen.

Sehingga menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa bersenyawa dengan oksigen dari udara.Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan nenounyai berat,mempunyai sifat dapat dirasai oleh pencaindra.Dapat kita lihat air, dapat kita rasai angin dapat kita rasakan garam dan dapat mencium minyak wangi kesemunaya ini adalah materi.Materi dan energy sangat erat hubungannya .Besar kecilnya materi dalam suatu benda menentukan besar kecilnya massa benda tersebut.Massa jenis tiap-tiap materi khas bagi materi itu.Pembakaran kayu bakar misalnya selaku materi akan menghasilkan gas,asap abu.Massa kayu bakar dan oksigen yang menyertai pembakaran tersebut adalah sama dengan massa gas,asap abu hasil pembakaran tersebut,kenyataan ini di kenal dengan hokum kekekalan materi untuk kekekalan massa.

Peranan matematika pada perkembangan Kimia dan IPA pada umumnya .Sebagai pengetahuan eskak kimia tergantung pada bilangan-bilangan pada aspek-aspek teoritis maupun praktis. Berat atom (BA), berat rumus (BR) atau berat molekul (BM), Hukum perbandingan tetap,hokum kelipatan dan penyempurnaan persamaan reaksi memerlukan hubungan matematika.Dengan demikian kedudukan matematika adalah sangat penting karena sangat menujang kemajuan perkembangan IPA.

2). Perkembangan Ilmu Kimia Ditinjau dari Ilmu Pengetahuan Modern


Masyarakat primitive tak bisa mengatasi kekuatan-kekuatan alam yang membawa bencana seperti wabahpenyakit, gempa, banjir, dan sebagainya, sehingga sesuatu yang menurut perkiraan penyebabnya di puja dengan harapan jangan sampai bencana itu terulang.

Pada abad pertengahan, sikap yang demikian itu beralih kepada mistik.Para ahli kimia dalam hal ini juga beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib sepert tembaga misalnya dapat diubah menjadi emas.Sesuatu penemuan pada zaman itu umumnya dia bisa diterima pada generasi berikutnya sehingga pengetahuan yang mereka peroleh tidak memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu kimia.

Baru pada akhir abad ke-17 ilmu kimia berkembang sebagai suatu pengetahuan setelah seorang Antoine lauzent Lavoisier lewat metode yang kini dikenal sebagai:“Metode ilmiah” yakni metode dengan pengamatan-pengamatan, menghubungkan kenyataan-kenyataan,mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan percobaan selanjutnya dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan hal ini Lavoisier melakukan penyelidikan secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti timbul, besi, timah, dan sebagainya.Lavoisier menarik kesimpulan bahwa pembakaran ada sesuatu zat diambil dari udara.

Mendasar pada penemuan ini Lavoisier membakar air raksa dengan udara dengan volume tertentu mendapatkan serbuk merah sedang volume udara berkurang sebanyak apa yang didapatkn kembali bila serbuk merah itu dipanaskan.Dari pengamatan itu Lavoisier mengenal adanya suatu zat yang terdapat diudara yang bersenyawa air raksa,zat itu di sebut oksigen. Sehingga menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa bersenyawa dengan oksigen dari udara.Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan nenounyai berat,mempunyai sifat dapat dirasai oleh pencaindra.Dapat kita lihat air, dapat kita rasai angin dapat kita rasakan garam dan dapat mencium minyak wangi kesemunaya ini adalah materi.Materi dan energy sangat erat hubungannya .Besar kecilnya materi dalam suatu benda menentukan besar kecilnya massa benda tersebut.

Massa jenis tiap-tiap materi khas bagi materi itu.Pembakaran kayu bakar misalnya selaku materi akan menghasilkan gas,asap abu.Massa kayu bakar dan oksigen yang menyertai pembakaran tersebut adalah sama dengan massa gas,asap abu hasil pembakaran tersebut,kenyataan ini di kenal dengan hokum kekekalan materi untuk kekekalan massa. Dengan mengunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut kita dapat memperoleh hasil,misalnya :

· Pengunaan teknik kimia, orang dapat mendirikan industry kimia dasar yang dapat menghasilkan bahan-bahan dasar untuk keperluan industry lain seperti asam sulfat,asam nitrat,asam klorida asam cuka dan lain-lain;

· Penggunaan teknik nuklir

· Pengunaan teknik mekanik

· Pengunaan teknik penerbangan telah demikian pesat, dari pesawat terbang yang sederhana sampai pesawat terbang mutakhir/pesawat ruang angkasa dapat dibuat oleh para ahli;

· Pengunaan teknologi hutan

Namun demikian manakah yang dipentingkan lebih dahulu,teori atau eksperimen? Ilmu Pengetahuan Alam modern lebih menekankan teori yang mendahului eksperimen.contoh: teori relativitas Einstein (1905) yang menyatakan hubungan kesetaraan antara massa dengan energy, disusun lebih dahulu baru kemudian diciptakan eksperimen sehingga diketemukan tenaga nuklir.Dengan demikian IPA modern lebih menekankan kepada masalah melihat masa depan dan berusaha untuk meramalkan gejala-gejala baru secara ilmiah.

Ciri Ilmu Pengetahuan Alam modern yang lain adalah bahwa hukum sebab-akibat yang memberikan kepastian mutlak, bersifat deterministic mulai ditinggalkan. Diganti denganpendekatan statistika yang memberika sifat probabilitas. Dengan hokum statistika ini dapat memberikan keterangan tentang kemungkinan terbesar atau mendekati kebenaran mutlak dari gejala yang dipermasalahkan.

Keuntungan dari IPA yang dinamis adalah perkembangan IPA yang pesat sehingga dlam janga waktu 10-15 tahun pengetahuan IPA telah menjadi lipat dua.Namun demikian hasil Ilmu Pengetahuan Alam yang banyak ini bila tidak diarahkan pemanfaatannya justru akan merugikan manusia,bahkan dapat menghancurkn peradaban manusia manusia itu sendiri.

Pada dasarnya hasil-hasil Ilmu Pengetahuan Alam memang bersifat netral, tetapi pemanfaatanya yang tidak terarah dan tidak terkendali oleh nilai-nilai kemanusiaan adalah sangat berbahaya.Jadi perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang dinamis ini disamping banyak memberikan keuntungan juga membawa resiko.Agar resiko sekecil-kecilnya maka arah perkembangan IPA dan pemanfaatanya hasil IPA harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

3). Perkembangan Ilmu Kimia Ditinjau dari Islam


Tujuan pembangunan dalam era tinggal landas adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia.dengan kata lain manusia Indonesia dibina dari manusia tradisional untuk diubah menjadi manusia modern.

Manusia tradisional ialah manusia dengan kemampuan yang masih terbatas sehingga interaksinya dengan linggkungan hidupnya bersifat searah. Jadi hanya mengambil yang disediakan,oleh lingkungan hidupnya.Sebaliknya manusia modern mempunyai ciri-ciri mampu mengoptimalisasi segi positif lingungan hidupnya, menghindari segi negatifnya dan mampu mengubah lingkungan hidupnya sehingga intraksi berjalan lebih mudah dan lebih menguntungkan.Sementara itu ,bersama dengan perubahan manusia Indonesia, terjadi pula perubahan dari peran sumber daya alam.Dahulu bahan yang diperoleh dari alam langsung dijual, misalnya minyak mentah,kayu gelondongan dan rotan gulungan.

Dewasa ini bahan yang diperoleh dari alam diproses terlebih dahulu sehingga terjadi pertambahan nilai. Dalam era indutrialisasi nanti diperlukan kemamouan manusia yang lebih unggul. Keungulan manusia ini adalah hasil penggunaan akalnya yaitu melalui pengguasaan IPA dan teknologi. Dengan demikian , peran IPA dan teknologi akan meningkat dlam oreoses industrialisasi yang akhirnya bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Dalam proses industrialisasi IPA dan teknologi memegang peran utama atau lebih tepat yang paling menentukan.

Alkimia dan kimia

Istilah alkimia dan kimia berasal dari bahasa arab,al-kimiya’.Terjadi perdebatan tentang penambahan awalan al pada kata asli kimiya.Sebagian besar menganggap itu adalah kata dalam bahasa mesir yang berarti tanah hitam diantara dua sisi sungai Niil yang dimuntahkan kluar ketika airnya melimpah, dam mengendapkan sedimenya yang begitu kaya sehingga memudahkan pemetikan pada kedua sisis sungai tersebut.Sementara kata kimianya’, lebih mengacu pada tanah hitam ini, sains atau seni al-kimia telah disistematiskan dalam bahasa mesir.Aleksandria,alkemi bukan hanya prakimia alkimia- adalah ilmu tentang material yang juga berhubungan dengan bidang obat obatan .Al-kimia memungkinkan penggunaan material dan mempelajarinya, tetapi sebagian besar dalam kepentingan simbolik mineral dan hubungannya dengan keadaan batiniah jiwa.

Ahli al-kimia islam pertama yang terkemuka hidup sangat awal dalamsejarah islam dan puncak pengetahuan ilmu ini pun berkembang bersamanya.Sosok inilah yang diidentikkan dengan alkimia,yaitu Jabir Ibn Hayyan yang hidup pada abad islam kedua. Dia berasal dari khurasan dan juga karena dari kufan, maka beliau di panggil Al-thusi dan Al-kufi. Lebih jauh lagi, beliau adalah murid Imam Ja’far Al-Shadiq Jabir menulis sejumlah karya tentang berbagai sains tetapi khususnya tentang alkimia dan yang memantapkan disiplin ini untuk pertama serta selama-lamanya di kalangan islam, menjadi tokoh besar dalam bidang ini sepanjang sejarah islam.

Sosok kedua dalam alkimia adalah Muhammad Ibn Zakariyya’ Al-Razi, dokter dan ahli al-kimia terkemuka yang hidup pada abad islam ketiga, yang berlandaskan pada karya jabir secar berangsur-angsur memisahkan kimia dari al-kimia. Dia merumuskan ilmu substansi tanpa kepentingan batin,simbolik dan spiritual yang selalu di tekankan dalam alkimia.

Banyak ahli kimia berikutnya yang penting seperti: Al-Iraqi, Al Majriti dan Al-Jaldaki yang semuanya terkenal dan masih banyak alhi al-kimia lainya yang karya-karyanya tidak di pelajari orang.Dalam kasus apapun ,al-kimia islam adalah bidang yang penting untuk memahami baik aspek-aspek tertentu sains Islam maupun psikologi spiritual tertentu atau ilmu tentang jiwa seperti halnya juga aliran-aliran kosmologi tertentu. Al-Kimia adalah jalan untuk menghubungkan dunia alam pada kekuatan kreatif ilahi yang memerintahkan alam dan mengoperasikanya .Al-Kimia juga jalan yang menghubungkan manusia baik sebagai pengamat maupun pemain dengan dunia alamiah pada tingkat yang lebih dalam dibandingkan fisik dan empiris belaka.



2. Kehidupan menurut islam


Dalam suasana kemajuan ini pengetahuan dan teknologi dewasa ini,masalah hakikat manusia dan kehidupan semakin sering di bahas.Masalah ini cukup penting,karena merupakan titik tolak dalam pembatasan menyangkut fungsi manusia dalam kehidupan dari hasil pembatasan ini.Kemudian di susun prinsip-prinsip dasar yang menyangkut segala aspek kehidupan manusia:politik,ekonomi,sosial bahkan etika.Dalam arti bahwa bentuk dan system aspek-aspek manusia tersebut harus di tentukan oleh pengertian tentang hakikat manusia,atau bersumber darinya.Kalau tidak demikian system-sistem tersebut akan gagal.

Pentingnya pembahasan ini lebih terasa lagi setelah di sadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi belum dapat menjamin kebahagiaan selama nilai-nilainya tidak tunduk di bawah nilai-nilai spiritual.Di samping kenyataan hidup tentang manusia yang merupakan mahluk multi kompleks baik dari segi fisik maupun psikis sehingga pengetahuan manusia tentang dirinya masih sangat minim di bandingkan dengan kemajuan yang telah di capai di bidang ilmu pengetahuan yang lain.

Pada hakikatnya kebanyakan pertanyaan yang di ajukan oleh mereka yang mempelajari manusia,diri mereka sendiri,hingga kini masih tetap tanpa jawaban.Karena terdapat daerah-daerah yang tidak terbatas dalam batin kita yang tadak kita ketahui.

Alexis Carrel telah memberikan contoh mengenai hal-hal yang tidak di ketahui itu,kemudian mempertanyakan mengapa pengetahuan kita tentang manusia masih dalam tahap permulaan?.apakah hal ini di sebabkan oleh suatu halangan sementara?

Menjawab pertanyaan di atas secara panjang lebar membuktikan bahwa ada 3 faktor yang menjadikan pengetahuan kita tentang hakikat manusia sangat terbatas di bandingkan pengetahuan kita di bidang-bidang lain. ketiga faktor itu adalah: pertama, pembahasan tentang masalah manusia terlambat dilakukan. kedua, ciri khas manusia yang lebih cenderung memikirkan hal-hal yang tidak kompleks ini di sebabkan sifat akal kita itu sendiri. Seperti yang di nyataka oleh Bergson yaitu tidak mampu mengetahui hakikat hidup. Ketiga, multi kompleksnya masalah manusia.

Kedua facktor yang di sebut terakhir,menurut Alexis Carrel adalah factor-faktor permanen,sehingga tidak berlebihan jika kita mengambil kesimpulan bahwa setiap orang terdiri dari iring-iringan bayangan di mana di tengah-tengahnya berjalan suatu hakikat yang tidak di ketahui

Ini berarti bahwa untuk mengungkapkan secara jelas dan tepat tentang hakikat manusia masih di butuhkan waktu serta penyelidikan yang sungguh-sungguh dari segi pandangan ini seseorang yang beragama dapat di katakan bahwa untuk mengetahui hal tersebut secara pasti di butuhkan pengetahuan yang bersumber dari yang maha mengetahui atau yang di sebut dengan istilah divine revelation.Namun demikian,ada suatu prinsip pokok yang di sepakati para cendekiawan dalam berbagai di siplin ilmu.Prinsip tersebut adalah bahwa di saat kita tidak/belum mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu maka wajar dan lebih berguna untuk beralih dari pembahasan mencari fenomena atau hakikat itu pada pembahasan tentang fenomena yang menyangjut masalah-masalah tersebut.

Para ahli fisika,ketika berusaha untuk mengetahui hakikat cahaya hingga kini gagal mengetahuinya,tidak tinggal diam pada titik kegagalan tersebut,tetapi beralih untuk membahas fungsi ,ciri-ciri khas dan potensi yang terdapat pada cahaya.Dari titik tolak itu,merka membangun suatu ilmu yang memberikan sumbagan yang tak ternilai kepada manusia . ilmu tubuh manusia (anatomi) dan ilmu kedokteran ,seandainya berusaha mengetahui hakikat manusia,pasti tidak dapat menyumbangkan baktinya guna pengobatan dan pencegahan penyakit.

3. Fisika Dan Perkembangannya


Ilmu mulai berkembang pada maa kejayaan Bangsa Babilonia. Perkembangan ilmu pada masa itu mulai berkembang dengan cara pengamatan, penglihatan dan pemikiran yang terbatas serta dilengkapi dengan mitos. Tidak berhenti sanpai disitu, Bangsa Yunani selangkah lebih maju dalam menganalisa suatu persoalan dan mengambil kesimpulan. Pada zaman Yunani, pengetahuan didapat dengan menggunakan pengamatan menggunakan alat yang didasarkan pada pemikiran Rasional.

Fisika, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan modern juga mengalami berbagai mcam perkembangan menjadi beberapa disiplin ilmu yang baru. Diantaranya, astronomi, ilmu alam, ilmu optic dan menaralogi.

1). Astronomi (Perbintangan)[5]


Dalam bidang astronomi ini banyak ilmuan-ilmuan muslim yang berjasa dengan peninggalan-peninggalan berharga mereka. Bintang-bintang temuan mereka masih dikenal oleh bangsa barat dengan nama-nama arabnya. Ibnu Rusyd sebagai salah satu tooh astronomi telah mengenal tempat-tempat di permukaan matahari. Umar Al Khayyam telah memperbarui penanggalan yang lebih cepat dibandingkan penanggalan Gregorian. Orang-orang arab badui sebelum islam telah mengembangkan observasi-observasi perbintangan yang sangat tepat. Tidak hanya untuk perjalananperjalanan malam mereka di gurun pasir sajatetapi juga untuk ilmu hujan, cuaca dan sebagainya.

Banyak juga observatorium yang muncul dimana-mana. Pada masa Kholifah Al-Ma’mun, lingkaran bumi telah diukur dengan hasil ketepatan yang mengagumkan.banyak juga karya-karya dahulu yang pernah dikumpulkan. Karya-karya tersebut menyinggng tentang air surut dan air pasang, fajar, senjakala pelangi, lingkaran cahaya disekeliling matahari dan bulan dan pergerakan-pergerakan mereka.

2). Ilmu Alam


Sifat khas dari aspek ilmu islam ini adalah tekanan diberikan pada percoban dan penelitian tanpa prasangka.cara arab sangat unik dan ajaib. Para pengarang mulai mempelajari ilmu-imu mereka dengan mempersiapkan kamus-kamus dengan menggolongkan istilah-istilah teknis yang didapatkan dari bahasa mereka sendiri. Dengan kesabaran luar biasa, mereka membongkar kitab puisi dan prosa untuk mengumpulkan istilah-istilah dengan kutipan-kutipan yang berguna dalam masing-masing cabangnya sebagaimana anatomi, zoology, astronomi mineralogy dan sebagainya.

Kata-kata yang dipergunakan dalam bootani sangatlah has.kecuali untuk nama-nama tumbuhan tertentu yang tidak tumbuh dalam kerajaan islam. Seseorang telah mendapatkan istilah-istilah husus dalam bahasa arab. Encyclopaedia botanica susunan Ad-Dinawari[6] telah disusun sebelum penerjemahan pertama dalam bahasa arab.

Menurut pendapat Silberberg :

“ Sesudah 1000 tahun mempelajarinya, ilmu tumbuh-tumbuhan Greek mengambil lagi hal- hal dalam karya-karya Dioscorides dan Theophrastus, tetapi karya orang yang pertama sekali, yaitu Ad-Dinawari, tentang subjek ini jauh melebihi mereka didalam keadaan dan keluasan. Ad-Dinawari menentukan tidak hanya keadaan luar masing-masing tumbuh-tumbuhan, tetapi juga khasiat-khasiat pencernaa, pengobatan mereka dan lainnya; dia menggolong-golongkan hal tersebut, berbicara tentang tempat tinggal asli mereka, dan perincian-perincian lain.”

Ilmu kedokteran juga telah membuat kemajuan luar biasa di bawah orang-orang islam, di dalam cabang-cabang anatomi, pharmacologi (ilmu khasiat obat), organisasi rumah-rumah sakit dan latihan para dokter yang telah ditaklukan kepada suatu pengujian sebelum diberi kekuasaan untuk mulai praktek. Mempunyai perbatasan-perbatasan umum dengan Byzantium, India, Cina, dan sebagainya, keahlian dan ilmu kedokteran islam telah menjadi suatu perpaduan dari ilmu kedoteran dunia; dan juga pengetahuan kuno telah ditaklukan kepada percobaan dan pengujian, sumbangan-sumbangan asli yang baru juga telah dibuat. Karya-Karya Razi, Ibnu Sina, dan lain-lainnya sampai sekarang tetap menjadi dasar dari semua pelajaran kedokteran juga di Barat. Kita mengetahui sekarang bahwa kenyataan dari peredaran darah juga telah dikenal mereka.

3). ILMU OPTIK (PENGLIHATAN/MATA)


Ilmu ini terutama berutang budi kepada orang-orang islam. Kita mempunyai buku tentang sinar-sinar oleh al-kindi (dari abad ix), yang telah jauh lebih maju daripada pengetahuan greek tentang kaca-kaca pembakar. Ibnu al-haitam (alhazen, 965 m), yang mengikutinya, patut dihadiahi suatu kemasyhuran terakhir. Al-kindi, al-farbi, ibnu sina, al-biruni, dan lain-lainnya, yang merupakan wakil-wakil dari ilmu islam, tidak menyerahkan tempat mereka kepada seorang pun di dalam sejarah dunia tentang ilmu-ilmu.

4). Meneralogi, ilmu mekanik (pesawat) dan sebagainya.


Ini telah menarik perhatian orang terpelajar, kedua-duanya dari segi pandangan kedokteran. Untuk membedakan batu-batu berharga, ilmu-ilmu tersebut banyak dicari oleh para raja dan orang-orang kaya lain. Karya-karya Al-Biruni dapat dipergunakan didalam lapangan ini.

Ibnu Firnas (wafat tahun 888 M) telah menemukan suatu alat, yang dengan alat itu dia terbang pada suatu jarak yang jauh. Dia meninggal dunia didalam suatu kecelakaan, dan tidak meniggalkan pengganti untuk meneruskan dan menyempurnakan pekerjaan. Yang lain-lain telah menciptakan alat-alat mekanis untuk menggambarkan perahu-perahu yang ditenggelamkan, atau menarik keluar tanpa kesukaran pohon-pohon dalam ukuran yang sangat besar.





BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakekatnya alam yang ada didunia ini diciptakan masing-masing mempunyai peranan yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, manusia menjadi factor yang paling dominan yang mempengaruhi kehidupan alam semesta ini,namun juga tidak terpungkiri begitu telah banyak kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh manusia,masalah-masalah seperti kemiskinan ,keterbelaakngan ,kepadatan penduduk serta teknologi yang telah begitu banyak mempermudah kehidupan manusia juga dampak negatif yang tidak sedikit. Untuk mengatasi itu sebagai seorang muslim yang telah diama-nahi oleh Allah sebagai kholifah dibumi kita harus sadar tentang perlunya kelestarian lingkungan ,dan itu bisa dicegah dengan kita telah mempunyai sifat-sifat dasar yang positif seperti apresiatif ,kreatif ,proaktif dan produktif.

B. Saran

Untuk menjadikan lingkungan hidup ini tidak rusak dan kembali lestari bukan hal yang mudah dibutuhkan semua pihak dapat bekerja sama baik masyarakat maupun pemerintah dan semua aspek yang berkaitan dengan lingkugan, dibutuhkan kesadaran masing-masing agar bumi kita bisa kembali hijau seperti sedia kala.Maka dari itu sekarang sudah banyak yang mengalangkan untuk hemat energy,gerakan menanam pohon, dan yang lagi ‘in’ saat ini adalah bersepeda.Dari semua seruan di atas alangkah indahnya bila kita ikut berpartisipasi.Demikian lah makalah ini kami buat, masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Dan akan lebih perfect lagi jika para pembaca mau memberikan masukan dan kritik yang membangun. Agar di kemudian hari makalah yang kami buat lebih memuaskan para pembaca.







DAFTAR PUSTAKA


Azzein.wordpress.com
Ghaali, ma, dr. m. Bahri, lingkungan hidup dalam pemahaman islam,Jakarta : pedoman ilmu jaya,1996
Jasin,drs. Maskoeri, ilmu alamiah dasar, Jakarta : pt.raja grafindo persada, 2002
Mas’ud,Drs.H.Ibnu,Drs.Joko Prayono,Ilmu Alamiah Dasar:Pustaka Setia
Purnama,ir heri, ilmu alamiah dasar,Jakarta : pt rineka cipta, 2003.






[1] Undang-Undang Tentang Lingkungan Hidup tentang penjelasan tahun 1983, pasal 3,hal 20-21.
[2] Ar-Rum, 41
[3] Danyl Paul Evans, The Lives of Mentally Retarded People (boulder Colorado: West view press,1983)
[4] Al-Fatir:27.
[5] Untuk astronomi sendiri, penulis juga baru mengetahui kalau ia termasuk bagian dari fisika. Mengenai alas an mangapa astronomi termasuk fisika, penulis juga belum mengetahuinya.
[6] Ad Dinawari, atau Ahmad bin Dawud Ad Dinawari adalah seorang ilmuan islam di bidang bootani (ilmu tumbuhan). kapasitas keilmuannya teruji dengan adanya tulisan beliau yang berjudul An-Nabat. Ia lahir di kota Ad-Dinawar pada tahun 820 M. lihat Azzein.wordpress.com diakses pada 2 desember 2012

Rabu, 16 September 2015

ZUHUD

MAKALAH


ZUHUD 

zuhud
Add caption

 

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tasawuf diakhir semester III fakultas syari’ah.

Oleh dosen penggapu :Drs. HA. Barowi TM., M.Ag.

DI tulis oleh;

1)Achmad Miftachul Alim (1213001)



UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)JEPARA TAHUN AJARAN 2015





KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin,puji syukur kami haturkan ke pangkuan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu luar biasa sehingga kita tidak mampu berkata apa-apa selain ucapan “Hamdallah” dari karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kolektif yang berbentuk makalah pada Mata Kuliah “tasawuf” dengan tepat waktu,meskipun dalampengerjaan dan pelaksanaanya mengalami berbagai macam halangan. Dan tidak lupa Sholawat ma’a Salam kita panjatkan kepada Nabi Akhir Zaman Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya pada akhir zaman.

Bahan diskusi yang akan saya susun ini berbentuk makalah sebagai bentuk pengimplementasian dari program kuliah aktif kami oleh Dosen pengajar mata kuliah ilmu tasawuf. Dalam memahami makna zuhud perlu yang namanya pemahaman yang mendalam yang berguna untuk mengulas dan menelaah isi dan kandungan didalamnya. Maka dari itu pula kita memahami perlu persepektif yang berbeda .



















BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Zuhud merupakan suatu sifat menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat keduniaan, tetapi bukan membenci semua yang berbau dunia atau meninggalkan dunia kemudian mencintai akhirat dengan segalanya. Melainkan harus ada keseimbanggan antara kehidupan di dunia dan akhirat bahwasanya ada korelasi antara mementingkan kehidupan didunia dan kehidupan diakhirat.

Zuhud menurut bahasa adalah berpaling dari sesuatu karena hilangnya sesuatu tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya.

Zuhud menurut istilah adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehiduan akhirat.dari definisi zuhud menurut istilah dan bahasa dapat ditarik kesimpulan kalu segala sesuatu yang kita miliki didunia ini segalanya akan hilang tak ada yang abadi.dengan menanamkan sifat zuhud maka akan tumbuh dalam dirikita sifat mencintai Allah swt, dal lebih mementingkan akhirat di banding dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari zuhud?

2. Apa saja tingkatan dari zuhud ?

3. Faktor apa sajakah yang menimbulkan sifat zuhud?



C. Tujuan Penulisan

a. Agar mengetahui pengertian dari zuhud kemudian menanamkanya dalam kehidupan

b. Mengetahui cara-cara berzuhud

BAB II

PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN ZUHUD


Dunia itu seperti salju yang diletakkan pada matahari, yang senantiasa akan hancur sampai habis. Akhirat itu seperti mutiara yang tidak akan binasa baginya. Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian :

1. Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat”.

2. Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta”.

3. Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.

4. Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran”.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Zuhud adalah dimana seseorang itu tidak terlalu mementingkan harta kekayaan dunia atau dunia. Harta kekayaan atau dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan hakiki yakni kehidupan akhirat.

Zuhud menurut bahasa adalah berpaling dari sesuatu karena hinanyasesuatu tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya.

Zuhud menurut istilah adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaatdemi kehiduan akhirat

Sebagian orang salah paham dengan istilah zuhud. Dikira zuhud adalah hidup tanpa harta. Dikira zuhud adalah hidup miskin. Lalu apa yang dimaksud dengan zuhud yang sebenarnya.

Dalam hadits di atas terdapat dua nasehat, yaitu untuk zuhud pada dunia, ini akan membuahkan kecintaan Allah, dan zuhud pada apa yang ada di sisi manusia, ini akan mendatangkan kecintaan manusia

B. Penyebutan Zuhud Terhadap Dunia dalam Al Qur’an dan Hadits


Masalah zuhud telah disebutkan dalam beberapa ayat dan hadits. Di antara ayat yang menyebutkan masalah zuhud adalah firman Allah Ta’ala tentang orang mukmin di kalangan keluarga Fir’aun yang mengatakan,



وَقَالَ الَّذِي آَمَنَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ (38) يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ

دَارُ الْقَرَارِ (39

“Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 38-39)





Dalam Ayat Lainnya, Allah Ta’ala Berfirman,

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17)

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’laa: 16-17)

Mustaurid berkata bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

“Demi Allah, tidaklah dunia dibanding akhirat melainkan seperti jari salah seorang dari kalian yang dicelup -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk- di lautan, maka perhatikanlah apa yang dibawa.” (HR. Muslim no. 2858)

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, “Dunia seperti air yang tersisa di jari ketika jari tersebut dicelup di lautan sedangkan akhirat adalah air yang masih tersisa di lautan” Bayangkanlah, perbandingan yang amat jauh antara kenikmatan dunia dan akhirat!



Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya harga dunia itu di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak mau memberi orang orang kafir walaupun hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi no. 2320. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

C. Tiga Makna Zuhud Terhadap Dunia


Yang dimaksud dengan zuhud pada sesuatu –sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Rajab Al Hambali- adalah berpaling darinya dengan sedikit dalam memilikinya, menghinakan diri darinya serta membebaskan diri darinya. Adapun mengenai zuhud terhadap dunia para ulama menyampaikan beberapa pengertian, di antaranya disampaikan oleh sahabat Abu Dzar.

Abu Dzar Mengatakan,



الزَّهَادَةُ فِى الدُّنْيَا لَيْسَتْ بِتَحْرِيمِ الْحَلاَلِ وَلاَ إِضَاعَةِ الْمَالِ وَلَكِنَّ الزَّهَادَةَ فِى الدُّنْيَا أَنْ لاَ تَكُونَ بِمَا فِى يَدَيْكَ أَوْثَقَ مِمَّا فِى يَدَىِ اللَّهِ وَأَنْ تَكُونَ فِى ثَوَابِ الْمُصِيبَةِ إِذَا أَنْتَ أُصِبْتَ بِهَا أَرْغَبَ فِيهَا لَوْ أَنَّهَا أُبْقِيَتْ لَكَ

“Zuhud terhadap dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau begitu yakin terhadapp apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Zuhud juga berarti ketika engkau tertimpa musibah, engkau lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada kembalinya dunia itu lagi padamu.”

Yunus bin Maysaroh menambahkan pengertian zuhud yang disampaikan oleh Abu Dzar. Beliau menambahkan bahwa yang termasuk zuhud adalah, “Samanya pujian dan celaan ketika berada di atas kebenaran”

Cobalah kita perhatikan penjelasan dari Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah terhadap tiga unsur dari pengertian zuhud yang telah disebutkan di atas.

Pertama: Zuhud adalah yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih diharap-harap dari apa yang ada di sisinya. Ini tentu saja dibangun di atas rasa yakin yang kokoh pada Allah. Oleh karena itu, Al Hasan Al Bashri menyatakan, “Yang menunjukkan lemahnya keyakinanmu, apa yang ada di sisimu (berupa harta dan lainnya –pen) lebih engkau harap dari apa yang ada di sisi Allah.”



Abu Hazim –seorang yang dikenal begitu zuhud- ditanya, “Apa saja hartamu?” Ia pun berkata, “Aku memiliki dua harta berharga yang membuatku tidak khawatir miskin: [1] rasa yakin pada Allah dan [2] tidak mengharap-harap apa yang ada di sisi manusia.”

Lanjut lagi, ada yang bertanya pada Abu Hazim, “Tidakkah engkau takut miskin?” Ia memberikan jawaban yang begitu mempesona, “Bagaimana aku takut miskin sedangkan Allah sebagai penolongku adalah pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi, bahkan apa yang ada di bawah gundukan tanah?!”

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Hakikat zuhud adalah ridho pada Allah ‘azza wa jalla.” Ia pun berkata, “Sifat qona’ah, itulah zuhud. Itulah jiwa yang “ghoni”, yaitu selalu merasa cukup.”Intinya, pengertian zuhud yang pertama adalah begitu yakin kepada Allah.

Kedua: Di antara bentuk zuhud adalah jika seorang hamba ditimpa musibah dalam hal dunia berupa hilangnya harta, anak atau selainnya, maka ia lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada dunia tadi tetap ada. Ini tentu saja dibangun di atas rasa yakin yang sempurna.

Siapakah yang rela hartanya hilang, lalu ia lebih harap pahala?! Yang diharap ketika harta itu hilang adalah bagaimana bisa harta tersebut itu kembali, itulah yang dialami sebagian manusia. Namun Abu Dzar mengistilahkan zuhud dengan rasa yakin yang kokoh. Orang yang zuhud lebih berharap pahala dari musibah dunianya daripada mengharap dunia tadi tetap ada. Sungguh ini tentu saja dibangun atas dasar iman yang mantap.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini telah mengajarkan do’a yang sangat bagus kandungannya, yaitu berisi permintaan rasa yakin agar begitu ringan menghadapi musibah. Do’a tersebut adalah,



اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا



Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah rasa yakin yang dapat meringankan berbagai musibah di dunia) (HR. Tirmidzi no. 3502. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Inilah di antara tanda zuhud, ia tidak begitu berharap dunia tetap ada ketika ia tertimpa musibah. Namun yang ia harap adalah pahala di sisi Allah.

Ketiga: Zuhud adalah keadaan seseorang ketika dipuji atau pun dicela dalam kebenaran itu sama saja. Inilah tanda seseorang begitu zuhud pada dunia, menganggap dunia hanya suatu yang rendahan saja, ia pun sedikit berharap dengan keistimewaan dunia. Sedangkan seseorang yang menganggap dunia begitu luar biasa, ia begitu mencari pujian dan benci pada celaan. Orang yang kondisinya sama ketika dipuji dan dicela dalam kebenaran, ini menunjukkan bahwa hatinya tidak mengistimewakan satu pun makhluk. Yang ia cinta adalah kebenaran dan yang ia cari adalah ridho Ar Rahman.

Orang yang zuhud selalu mengharap ridho Ar Rahman bukan mengharap-harap pujian manusia. Sebagaimana kata Ibnu Mas’ud, “Rasa yakin adalah seseorang tidak mencari ridho manusia, lalu mendatangkan murka Allah. Allah sungguh memuji orang yang berjuang di jalan Allah. Mereka sama sekali tidaklah takut pada celaan manusia.”

Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang zuhud adalah yang melihat orang lain, lantas ia katakan, “Orang tersebut lebih baik dariku”. Ini menunjukkan bahwa hakekat zuhud adalah ia tidak menganggap dirinya lebih dari yang lain. Hal ini termasuk dalam pengertian zuhud yang ketiga.

Pengertian zuhud yang biasa dipaparkan oleh ulama salaf kembali kepada tiga pengertian di atas. Di antaranya, Wahib bin Al Warod mengatakan, “Zuhud terhadap dunia adalah seseorang tidak berputus asa terhadap sesuatu yang luput darinya dan tidak begitu berbangga dengan nikmat yang ia peroleh.” Pengertian ini kembali pada pengertian zuhud yang kedua.


Dunia Tidak Tercela Secara Mutlak


Ada sebuah perkataan dari ‘Ali bin Abi Tholib namun dengan sanad yang dikritisi. ‘Ali pernah mendengar seseorang mencela-cela dunia, lantas beliau mengatakan, “Dunia adalah negeri yang baik bagi orang-orang yang memanfaatkannya dengan baik. Dunia pun negeri keselamatan bagi orang yang memahaminya. Dunia juga adalah negeri ghoni (yang berkecukupan) bagi orang yang menjadikan dunia sebagai bekal akhirat. …”

Oleh karena itu, Ibnu Rajab mengatakan, “Dunia itu tidak tercela secara mutlak, inilah yang dimaksudkan oleh Amirul Mukminin –‘Ali bin Abi Tholib-. Dunia bisa jadi terpuji bagi siapa saja yang menjadikan dunia sebagai bekal untuk beramal sholih.”

Ingatlah baik-baik maksud dunia itu tercela agar kita tidak salah memahami! Dunia itu jadi tercela jika dunia tersebut tidak ditujukan untuk mencari ridho Allah dan beramal sholih.


Zuhud Bukan Berarti Hidup Tanpa Harta


Sebagaimana sudah ditegaskan bahwa dunia itu tidak tercela secara mutlak. Namun sebagian orang masih salah paham dengan pengertian zuhud. Jika kita perhatikan pengertian zuhud yang disampaikan di atas, tidaklah kita temukan bahwa zuhud dimaksudkan dengan hidup miskin, enggan mencari nafkah dan hidup penuh menderita. Zuhud adalah perbuatan hati. Oleh karenanya, tidak hanya sekedar memperhatikan keadaan lahiriyah, lalu seseorang bisa dinilai sebagai orang yang zuhud. Jika ada ciri-ciri zuhud sebagaimana yang telah diutarakan di atas, itulah zuhud yang sebenarnya. Berikut satu kisah yang bisa jadi pelajaran bagi kita dalam memahami arti zuhud.

Abul ‘Abbas As Siroj, ia berkata bahwa ia mendengar Ibrahim bin Basyar, ia berkata bahwa ‘Ali bin Fudhail berkata, ia berkata bahwa ayahnya (Fudhail bin ‘Iyadh) berkata pada Ibnul Mubarok,



أنت تأمرنا بالزهد والتقلل، والبلغة، ونراك تأتي بالبضائع، كيف ذا ؟



“Engkau memerintahkan kami untuk zuhud, sederhana dalam harta, hidup yang sepadan (tidak kurang tidak lebih). Namun kami melihat engkau memiliki banyak harta. Mengapa bisa begitu?”

Ibnul Mubarok mengatakan,

يا أبا علي، إنما أفعل ذا لاصون وجهي، وأكرم عرضي، وأستعين به على طاعة ربي.



“Wahai Abu ‘Ali (yaitu Fudhail bin ‘Iyadh). Sesungguhnya hidupku seperti ini hanya untuk menjaga wajahku dari ‘aib (meminta-minta). Juga aku bekerja untuk memuliakan kehormatanku. Aku pun bekerja agar bisa membantuku untuk taat pada Rabbku”.



FAKTOR – FAKTOR TIMBULNYA RASA ZUHUD


Zuhud merupakan salah satu kedudukan yang sangat penting dalam tasawuf. Hal ini dapat dilihat dari pendapat ulama tasawuf yang senantiasa mencantumkan zuhud dalam pembahasan tentang maqamat,meskipun dengan sistematika yang berbeda – beda. Al-Ghazali menempatkan zuhud dalam sistematika : al-taubah, al-sabr, al-faqr, al-zuhud, al-tawakkul, al-mahabbah, al-ma’rifah dan al-ridla. Al-Tusi menempatkan zuhud dalamsistematika : al-taubah,al-wara’,al-zuhd, al-faqr,al-shabr,al-ridla,al-tawakkul, dan al-ma’rifah. Sedangkan al-Qusyairi menempatkan zuhud dalam urutan maqam : al-taubah,al-wara’,al-zuhud, al-tawakkul dan al-ridla.

Jalan yang harus dilalui seorang sufi tidaklah licin dan dapat ditempuh dengan mudah. Jalan itu sulit,dan untuk pindah dari maqam satu ke maqam yang lain menghendaki usaha yang berat dan waktu yang bukan singkat, kadang – kadang seorang calon sufi harus bertahun – tahun tinggal dalam satu maqam.

Para peneliti baik dari kalangan orientalis maupun Islam sendiri saling berbeda pendapat tentang faktor yang mempengaruhi zuhud. Nicholson dan Ignaz Goldziher menganggap zuhud muncul dikarenakan dua faktor utama,yaitu : Islam itu sendiri dan kependetaan Nasrani, sekalipun keduanya berbeda pendapat tentang sejauhmana dampak faktor yang terakhir.

Harun Nasution mencatat ada lima pendapat tentang asal – usul zuhud. Pertama, dipengaruhi oleh cara hidup rahib-rahib Kristen. Kedua, dipengaruhi oleh Phytagoras yang megharuskan meninggalkan kehidupan materi dalamrangka membersihkan roh. Ajaran meninggalkan dunia dan berkontemplasi inilah yang mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam Islam. Ketiga, dipengaruhi oleh ajaran Plotinus yang menyatakan bahwadalam rangka penyucian roh yangtelah kotor,sehingga bisa menyatu dengan Tuhan harus meninggalkan dunia. Keempat, pengaruh Budha dengan faham nirwananya bahwa untukmencapainya orang harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Kelima, pengaruh ajaran Hindu yang juga mendorong manusia meninggalkan dunia dan mendekatkandiri kepada Tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahman

Sementara itu Abu al’ala Afifi mencatat empat pendapat parapeneliti tentang faktor atau asal –usul zuhud. Pertama, berasal dari atau dipengaruhi oleh India dan Persia. Kedua, berasal dari atau dipengaruhi oleh askestisme Nasrani. Ketiga, berasal atau dipengaruhi oleh berbagai sumber yang berbeda- beda kemudian menjelma menjadi satu ajaran. Keempat, berasal dari ajaran Islam. Untukfaktor yang keempat tersebut Afifi memerinci lebih jauh menjadi tiga :

Pertama, faktor ajaran Islam sebagaimana terkandung dalam kedua sumbernya, al-Qur’an dan al-Sunnah. Kedua sumber ini mendorong untukhidup wara’, taqwa dan zuhud.

Kedua, reaksi arohaniah kaum muslimin terhadap sistemsosial politik dan ekonomi di kalangan Islam sendiri,yaitu ketika Islam telah tersebar keberbagai negara yangsudah barang tentu membawa konskuensi – konskuensi tertentu,seperti terbukanya kemungkinan diperolehnya kemakmuran di satu pihak dan terjadinya pertikaian politik interen umat Islam yang menyebabkan perang saudara antara Ali ibn Abi Thalib dengan Mu’awiyah,yang bermula dari al-fitnah al-kubraI yang menimpa khalifahketiga, UstmanibnAffan (35 H/655 M). Dengan adanya fenomena sosial politik seperti itu ada sebagian masyarakat dan ulamanya tidak inginterlibat dalamkemewahan dunia dan mempunyai sikap tidak mau tahu terhadap pergolakan yang ada,mereka mengasingkan diri agar tidak terlibat dalam pertikaian tersebut.

Ketiga, reaksi terhadap fiqih dan ilmukalam, sebab keduanya tidak bisa memuaskan dalam pengamalan agama Islam. Menurut at-Taftazani, pendapat Afifi yang terakhir ini perlu ditelitilebih jauh, zuhud bisa dikatakan bukan reaksi terhadap fiqih dan ilmu kalam, karena timbulnya gerakan keilmuan dalamIslam, seperti ilmu fiqih dan ilmukalam dan sebaginya muncul setelah praktek zuhud maupun gerakan zuhud. Pembahasan ilmu kalam secara sistematis timbul setelah lahirnya mu’tazilah kalamiyyah pada permulaan abad II Hijriyyah, lebih akhir lagi ilmu fiqih,yakni setelah tampilnya imam-imam madzhab, sementara zuhud dan gerakannya telah lama tersebar luas didunia Islam.



Macam-Macam Zuhud Menurut Ibnul Qayyim


Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : Zuhud itu bermacam-macam, di antaranya :

1) Zuhud terhadap perkara yang haram, dan hukumnya adalah fardhu ‘ain.

2) Zuhud terhadap syubuhat. Hukumnya menurut tingkatan kesyubuhatannya. Jika syubuhatnya kuat, maka hukumnya wajib dan jika syubuhatnya lemah, maka hukumnya mustahab/sunnah.

3) Zuhud dalam hal keutamaan, yaitu zuhud terhadap apa-apa yang tak bermanfaat dari ucapan, pandangan, pertanyaan , pertemuan, ataupun lainnya.

4) Zuhud terhadap manusia.

5) Zuhud terhadap diri sendiri, dengan cara mempermudah dirinya dalam beribadah di jalan Allah.

6) Zuhud terhadap perkara keseluruhan, yaitu zuhud terhadap perkara-perkara selain untuk Allah dan setiap perkara yang menyibukkanmu dari diri-Nya.

Dan zuhud yang paling utama adalah memelihara zuhud itu sendiri… hati yang bergantung pada syahwat maka tidak sah zuhud dan wara’nya.



Tingkatan Zuhud


Dilihat dari maksudnya, zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan:

1. Tingkatan Terendah

Yaitu bilamana yang disukai adalah keselamatan dari siksa neraka dan kesengsaraan-kesengsaraan kubur dan pertanyaan hisab penghitungan amal ini adalah zuhudnya orang-orang yang takut siksaan.

2. Tingkatan Menengah

Yaitu bilamana seseorang itu zuhud karena suka akan pahala Allah, kenikmatanNya dan kelezatan-kelezatan yang di janjikan Allah di surgaNya.

3. Tingkatan Tertinggi

Bilamana seseorang tidak karena takut atau berharap tetapi karena mempunyai kesukaan kecuali kepada Allah dan suka bertemu kepada Allah ta’ala dan juga seseorang itu tidak berpaling pada kelezatan-kelezatan dngan maksud dapat memperolehnya bahkan ia menghabiskan hasratnya kepada Allah.

Keutamaan Orang Yang Zuhud

Zuhud merupakan sifat mulia orang beriman karena tidak tertipu oleh dunia dengan segala kelezatannya baik harta, wanita, maupun tahta. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia. Tapi, orang beriman beramal shalih di dunia, memakmurkan bumi, dan berbuat untuk kemaslahatan manusia, kemudian mereka meraih hasilnya di dunia berupa fasilitas dan kenikmatan yang halal di dunia. Pada saat yang sama, hati mereka tidak tertipu pada dunia. Mereka meyakini betul bahwa dunia itu tidak kekal dan akhiratlah yang lebih baik dan lebih kekal. Sehingga, orang-orang beriman beramal di dunia dengan segala kesungguhan bukan hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia, tetapi untuk meraih ridha Allah dan surga-Nya di akhirat. Adapun dalam firman Allah SWT dalam surat Ibrahim:3 yang artinya : “Orang-orang kafir yang mendapatkan siksaan amat pedih adalah orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari kehidupan akhirat”.



BAB III

PENUTUP


A.kesimpulan

Zuhud menurut istilah adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaatdemi kehiduan akhirat

Zuhud menurut bahasa adalah berpaling dari sesuatu karena hinanyasesuatu tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya, Mengenai zuhud disebutkan dalam sebuah hadits,



عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِىَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِىَ النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ ».



Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah dan selainnya. An Nawawi mengatakan bahwa dikeluarkan dengan sanad yang hasan)


sedangkan tingkatan dari zuhud adalah sebagai berikut.

1. Tingkatan Terendah

Yaitu bilamana yang disukai adalah keselamatan dari siksa neraka dan kesengsaraan-kesengsaraan kubur dan pertanyaan hisab penghitungan amal ini adalah zuhudnya orang-orang yang takut siksaan.

2. Tingkatan Menengah

Yaitu bilamana seseorang itu zuhud karena suka akan pahala Allah, kenikmatanNya dan kelezatan-kelezatan yang di janjikan Allah di surgaNya.

3. Tingkatan Tertinggi

Bilamana seseorang tidak karena takut atau berharap tetapi karena mempunyai kesukaan kecuali kepada Allah dan suka bertemu kepada Allah ta’ala dan juga seseorang itu tidak berpaling pada kelezatan-kelezatan dngan maksud dapat memperolehnya bahkan ia menghabiskan hasratnya kepada Allah.

B.Saran

Didalam makalh yang telah saya buat ini tentulah jauh dari kata sempurna hal ini disebabkan karena terbatasnya serta wawasan yang saya miliki.

Belajar dari ketidak sempurnaan dan kekurangan saya mencoba untuk memperbaikinya agar sempurna sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan makalah. Maka dari itu saya selaku penulis dari makalah ini minta ma’af apabila terdapat kata, tulisan dan ejaan yang mungkin tidak dapat dinalar. Sara juga mengharap kritikan yang disertai dengan saran sebagai bahan pertimbanggan saya untuk memperbaikinya.

PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM AL-GHAZALI

PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM AL-GHAZALI

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin,puji syukur kami haturkan ke pangkuan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu luar biasa sehingga kita tidak mampu berkata apa-apa selain ucapan “Hamdallah” dari karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kolektif yang berbentuk makalah pada Mata Kuliah “ASWAJA” dengan tepat waktu,meskipun dalampengerjaan dan pelaksanaanya mengalami berbagai macam halangan. Dan tidak lupa Sholawat ma’a Salam kita panjatkan kepada Nabi Akhir Zaman Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya pada akhir zaman.

Bahan diskusi yang akan kami presentasikan ini berbentuk makalah sebagai bentuk pengimplementasiamn dari program kuliah aktif kami oleh Dosen pengajar mata kuliah Ilmu Tafsir. Dalam memahami makna ASWAJA kita perlu yang namanya pemahaman yang mendalam yang berguna untuk mengulas dan menelaah isi dan kandungan didalamnya. Maka dari itu pula kita memahami perlu persepektif yang berbeda .

Dengan tersusunya makalah ini dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan baik pembaca,penulis,dan pendengar. Dalam penyusunannya makalah ini ,penyusun menyadari banyak kekurangan disana dan disitu tyang mungkun jauh dari sempurna maka oleh itu diperlukan yang namanya saran dan kritik untuk membangun pembelajaran dan penyempurnan makalah ini






BAB I

PENDAHULUIAN

A.Latar Belakang

Diskurs tentang tasawuf terkesan belum sempurna tanpa mengetengahkan al ghazali beserta pemikiranya di seputar mistik islam tersebut .ketokohan al-ghaali dalam bidang tasawuf tak dapat disangklal lagi oleh karena jasa besarnya terutasma dalam menginergrasikan tasawuf kalam fiqh , hinggga menjadi ajaran islm yang utuh , yang sebelunm,nya masing-masing berdiri sendiri bahkan saling berbenturan atas dasar ini ia di pandang sebagai seorang penyelamat tasawuf dari9b kehancuran.

.

B.Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penyusun merumuskn masdalah sbb:

1) Bagaimana biogerafi dari imam al-ghazali. ?

2) Konsepsi apa dari pemikiran al-ghazali.?



C.Tujuan Penulisan

1. Agara Memahami arti penting tasawuf

2. Mengetahui pemikiran dari tokoh-tasawuf

D. Manfaat

v Setelah mengetahui tetang tasawuf pembaca diharapkan mau mengimplementasian dalam kehidupan sehari-hari




BAB II

PEMBAHASAN

IMAM AL-GHAZALI


A.Biogerafi al-ghazali



Al-ghazali yang nama lengkapnya abu hamid ,Muhammad al-ghazali lahir pada 450h/1508 di desa ghazaleh thus khurusan . ia berasal dari keluarga miskin dan menjadi yatim sejak kecil; ayahnya adalah seorang penggerajin yang bekerja memintal wol dengan hasil tak seberapa dengan kehidupan yang sefderhana itu ayahnya mengemari kehidupan sufi.

Sepeninggalan ayahnya al ghazali di asuh oleh seorang teman dari ayahnay yang juga seorang sufi. Oleh karena keterbatasan ekonomi teman ayahnya ini al-ghazali dimasukkan ke madrassah yang menyediakan biaya hidup bagi para siswa disinilah awal mula perkembanggan intelektual dan sepirittual al ghazaliyang penuh arti sampai akhir hayatnya .

Disebutkan juga dimadrasah ini al ghazali bertemu dengan sufi yang ternama yusuf al na nasaj.tampaknya dari yusuf inilah al ghazali menemukan ajaran-ajaran sufi yang sangat berbekas di hatinya di kemudian hari

Perjalanan intelektual al-ghazali semakin berarti setelah bertemu dengan imam al-haramain al-juwani . dari pemuka teologi asyariyah . al-ghazali mempelajari teologi . dialektika . filsafat dan ssain. Tidak tertutup kemungkinan kalau al-ghazali juga mendapatkan pengetahuan sufiisme dari sang imam . hal ini al-juani pernag disebut-sebut memperdalam ilmu ini dari seorang sufisme yang termashur abu- al- nu’aim al –isfahmi . meskipun harus diakui subyek pokok study al ghazali di bawah asuhan sang imam .

Pengajaran teologi yang diberikan oleh iman al-haramain sering disisipi dengan teologi dan logika. Hal inilah yang mempengaruhu cakrawala pemikiran al-ghazali sejak dini al-ghazali telah berusaha melepaskan diri dari taklid dan na’if. Sebagai seorang mahasiswa seorang imam al-ghazali telsah di tanamkan kebiasaan penelitian persoalan dan pertentangan teologis . kondisi ini mewngantarka al-ghozali pada sifat sekeptisme terhadap pengetahiuan yang didapatnya .

Sekptis pertama bermula ketia al-ghazalimeragukan eksistensi teologi yang selama ini ia kuasai secara mendalam . ia tahu bahwa salah ssatu tujuan teologi adalah untuk mempertahankan dogma-dogma kalamillah dari usaha penyelewenggan .namun alghazali menyayangkan ternyata ahli teologi mampu menghadapi argument-argumen filsafat .

Al ghazali berpaling kepada filsafat guna merneliti barang kali disiplin ilmu ini ,menjanjikan apa yang ia kehengdaki ternyata harapan untuk mendapatkan kebenaran mutlak melalui sfilsafat tidak berhasil sama sekali.

Sebagaian sumber menyebutkan setelah al-ghazali tidak puas dengan filssafat ia pernah mengikuti pengajaran yang diselanggarakan oleh kaum islamiah, disini al-ghazali belum menemukan apa yang dicarinya .

Akhirnya al-ghazali memasuki dunia sufi yang pernah di jamahnya semasih beliau dahulu dengan menelaah beberapa karya sufi yang agung . ia meyakini bahwa hanya ilmu tasawuf yang dapat membawanya kepada kebenaran ia menyadari sepenuhnya ada sesuatju yang khas dalam ilmu ini dimana pemahaman bukan didapatka melalui pendidikan dan sepekulasi tetapi melalui pengalaman batin.


B.Corak tasawuf al-ghazali



Al-ghazali menggambarkan t6asawuf yang bercorak singkretisasi syari’ah dan hakikat . sari’ah yang dimaksudkan disini adalah segala yang berhubunggan dengan aspek lahiriah manusia, sedangkan hakikat berkenaan dengan aktivitas batinnya . singkretisasi dimaksud b dapat dilihat melalui ihya’ ulum al-din.

Sistematika ihya’ulum al-din. Secara umum menggambarkan pokok-pokok pemikiran al-ghazali sehubung dengan upaya kerasnya dalam mengkompromikan ajaran-ajaran fiqh dan tasawuf. Dapat di pahami dari sini bahwa syarai’at merupaklan langkah awal menuju tasawuf , artinya tasawuf akan baru berarti setelah melalui tahapan-tahapan syari’ah. Seseorang yang akan terjunkedalam tasawuf harus memiliki basis teologi dan fiqh yang kuat sehingga tidak kewhilanggan pijakan.

Perjalanan taswuf menurut al-ghazali di awali dengan penyucian hati serta melepaskan diri dari ketergantungan diri dari selain allah. Menurut al-gazali upaya ini merupakan kunci pembuka laksana takbirat al ikhram bagi salat . selanjutnya larut dalam dzikir dan berakhir dengan fana .

Menurut al-ghazali hati memang perlu di sucikankarena ia adalah media untuk mendapatkan ilmu pengetahuan hati lanjutnya memiliki dua pintusalah satunya menghadap keluar dan lainya enghadap kedalam . pintu yan menghadap keluar dapat menagkap pengetahuan melalui panca indera. Sementara pintu yang menghadap ke dalam akan menaggkap pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari alam ghaib. Pengetahuan yang dari alam ghaib berupa nur ilahi . dimana hati yang seperti cermin itu apabila berhasil disucikan dari kotoranan duniawi mampu menangkap cahaya ilahi sehingga didalam hatinya sendiri akan memanen bayangan –bayanggan tuhan .

Al ghazali mengangap ma’rifah adalah tujuan akhir yang harus di capai manusia yang sekaligus merupakan kesempurnaan tertinggi . ma’rifah di artikan al-ghazali sebagai ilmu yang tidak menerima keraguan . proses menuju ma’rifah ini bukanlah suatu hal yang mudah , untuk mencapai kesana para calon sufi diharuskan melewati tahapan-tahapan lainya. Al-ghazali mengemukakan 6 maqom oleh seoran sufi sebelum ma’rifah.. di antaranya adalah.

1) Taubat.


Taubat menurut imam al-ghazali di bagi 3 tingkatan. Taubat tingkat pertana masih berhubungan dg penyelesaian terhadap dosa-dosa yang dilakukan oleh anggota badan , selanjutnya pada tingkatan yan ke b2 taubat di maksudkan untuk menyesali dosa-dosa rohaniah, sedangkan yang terakhir taubat terhadap kelengahan mengigat allah.

2) Sabar


Menurut al-ghazali sabar juga dibagi 3. Sabar dalam menjalankan perintah allah, sabar dalam menjauhi larangganya , sabar dalam menghadapi cobaan dari tuhan.

3) Kefakiran


4) Zuhud


5) Tawakal


6) Mahabbah(cinta)


Cinta merupakan sifat terpuji yang tertinggi bagi seorang sufi sebelum mencapai ma’rifah. Terdapat cukup banyak agama yang memerintahkan manusia agar mencintai allah paling tidak menurut al-ghazali setiap orang wajib mencintai allah olebih dari apapun yang lain .


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan


1. Imam al-ghazali adalah salah satu sufi yang dalam sejarah kehidupanya , hidup dalam kesederhanaan , ia menjadi yatim sewaktu ia masih kecil, beliau hidup beberapa kali di asuh oleh orang lain.

2. Konsepsi tasawuf menurut al-ghazali , pada dasarnya untuk mencapai tingkatan ayang paling tinggi yakni makridfat, seorang calon sufi harus melalui tahapan –tahapan




B.Saran dan kritikan.

Alhamdulillah , kami sampaikan kehadirat allah hu robbi, yang mana ,kita bisa mnyeleaikan akalah ini guna memenuhi tugas kolektif sebagai seorang mahasiswa, dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari sisi pemaparan yang kami sampaikan, isi yang terkandung , serta subtansi yang di bahas hal i9tu semua karena keterbatasan kemampuan, nilai intelektual, serta pengetahuan yang kami miliki.

Dari situ kami minta kritikan serta sarana yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya , wabil khususu peserta presentasi . wassalam.




DAFTAR PUSTAKA


Alfatih Suryadilaga,Muhamad, 2008.Miftahus Sufi ,Seleman Yogjakarta, Teras Kompleks Polri .


Senin, 14 September 2015

Cara Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar (Macet)

Cara Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar (Macet)

Print
Print
Satu masalah printer yang sering kita temui adalah Tinta Warna Tidak Keluar saat mencetak. Seperti malam ini yang ku alami. Tentu saja, hal ini sangatlah mengganggu dan menghambat pekerjaan yang sedang kita lakukan. Bahkan, untuk printer tertentu, ada kasus dimana tinta warna pada printer masih penuh tetapi saat mencetak tetap saja warnanya tidak keluar sama sekali. Kenapa bisa demikian, apa sebenarnya yang terjadi pada printer kita itu? Ada beberapa sebab untuk masalah ini dan ada beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah tinta warna yang tidak keluar tersebut.

Pada artikel-artikel sebelumnya sebenarnya sudah banyak kita bahas mengenai berbagai permasalahan pencetakan pada mesin printer kita. Namun situs khusus printer memang belum membahas masalah yang satu ini secara lebih rinci. Oleh karena itu pada kesempatan ini kita akan mencoba membahas seputar permasalahan tentang Printer Tinta Warna Tidak Keluar tersebut. Penting untuk kita mengetahui berbagai latar belakang yang mengakibatkan mesin printer kita tidak dapat bekerja secara normal seperti ini, karena hal ini akan berkaitan dengan cara mencegah printer mengalami masalah yang sama di kemudian hari.
 

Pada beberapa printer, masalah warna tidak keluar ini bisa terdiri dari beberapa jenis yaitu antara lain sebagai berikut:

  1. Warna merah tidak keluar
  2. Tinta warna biru tidak keluar
  3. Tinta warna kuning tidak keluar
  4. Semua warna tinta tidak keluar
  5. Hasil cetak warna tercampur (merah jadi biru, hijau jadi kuning, coklat jadi ungu dan sebagainya)

Dari berbagai tipe masalah tersebut ada yang mengharuskan kita melakukan penanganan yang berbeda dan ada juga yang dapat di atasi dengan menggunakan satu langkah saja. Lalu apa solusi untuk masalah tinta warna tidak keluar tersebut?

 Penyebab Tinta Warna pada Printer Tidak Keluar

Untuk dapat menentukan langkah apa yang tepat maka kita sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan tinta warna yang ada pada perangkat printer kita tidak dapat keluar saat digunakan untuk mencetak. Karena itu kita harus mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya sebelum melakukan perbaikan. Masalah seperti ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
  • Tinta telah habis
  • Tinta tersumbat
  • Cartridge rusak

Berbagai indikator penyebab terjadinya masalah pada printer tersebut di atas bisa saja terjadi karena kelalaian kita atau bisa juga karena faktor lain. Agar lebih jelas mari kita lihat satu persatu penjelasan di bawah ini.
  • Tinta telah habis

Kadang karena panik dan kurang begitu mengerti mengenai printer hal ini bisa terjadi yaitu tinta pada printer telah habis namun masih digunakan untuk mencetak. Tentu saja, karena tinta sudah habis maka saat kita mencetak maka warna tinta tersebut tidak akan keluar. Baca juga: mengatasi hasil cetak bergaris printer

Untuk mengetahuinya kita dapat memperhatikan beberapa ciri pada hasil cetakan sebelumnya. Ciri tinta printer habis biasanya akan didahului dengan hasil cetakan yang bergaris dan semakin pudar. Hal ini dapat terjadi pada semua warna yang ada. Contohnya, kalau tinta merah habis maka cetakan warna merah lama kelamaan akan bergaris dan memudar, jika yang habis tinta biru maka hasil cetakan warna biru pun akan memudar dan bergaris dan seterusnya. Lebih jelasnya, hasil cetakan dibagian atas kertas masih normal kemudian bagian tengah akan mulai pudar dan bergaris dan bagian akhir kertas akan semakin tidak jelas dan kabur.
  • Tinta tersumbat

Tinta tidak keluar bisa juga di sebabkan karena tinta tersumbat. Ada beberapa kemungkinan penyumbatan yang bisa terjadi, pertama bisa tersumbat di bagian selang tinta (jika memakai infus) atau bisa juga tersumbat pada cartridge printer-nya.

Gejala untuk penyumbatan ini juga menghasilkan hasil cetakan yang tidak sempurna yaitu bergaris, pudar dan bahkan tidak ada warna apapun yang keluar. Yang membedakan hasil cetakan tinta tersumbat dan tinta habis ini juga tidak begitu kentara apalagi jika kita tidak terbiasa dengan masalah cetak mencetak. Untuk membedakan hasil cetakan tinta habis dan tersumbat kita dapat melihat dengan teliti kertas cetakan yang ada. Jika warna pudar dan bergaris secara merata dari awal sampai akhir maka akan cenderung ke penyumbatan tinta.
  • Cartridge rusak

Kalau tinta tidak keluar bisa juga dikarenakan komponen printer kita yang bermasalah, dalam hal ini cartridge yang sudah rusak atau aus. Kalau cartridge rusak biasanya hasil cetakan akan pudar seluruhnya atau bergaris seluruhnya atau bahkan tidak keluar seluruhnya.

Jika ketiga atau salah satu penyebab tersebut terjadi pada printer yang kita gunakan maka sudah jelas bahwa hasil cetak pada printer akan mengalami masalah.

Cara Mengatasi Tinta Warna Tidak Keluar

Di atas telah dipaparkan secara rinci apa saja yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan printer ini. Sekarang dengan latar atau bekal analisa penyebab kerusakan tersebut kita dapat menentukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Langkah atau cara untuk mengatasi masalah tinta printer ini dapat kita bagi ke dalam 3 langkah sesuai dengan gejala dan penyebab yang ada.

Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar jika Tinta telah habis

Jika kita mengalami masalah ini maka langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memeriksa dan memastikan bahwa tinta pada printer yang kita gunakan masih ada dan belum habis. Kita dapat memastikan tinta tersebut belum habis dengan memperkirakan berat cartridge yang ada. Jika penyebabnya karena tinta yang telah habis maka solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan mengisi lagi warna tinta yang sudah habis tersebut.

Setelah mengisi tinta, pertama kita bisa melakukan cleaning atau deep cleaning terlebih dahulu baru setelah itu mencobanya kembali. Jika setelah di isi dan setelah dilakukan cleaning (pembersihan) pada cartridge namun masalahnya belum teratasi maka kemungkinan besar penyebabnya memang bukan karena tintanya yang habis. Jika demikian maka kita bisa melakukan langkah selanjutnya yaitu memeriksa saluran tinta.

Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar jika Tinta tersumbat

Setelah mengalami masalah ini pertama kita bisa melakukan langkah pertama di atas yaitu memastikan tinta masih cukup dan belum habis. Jika sudah dipastikan dan masalahnya belum teratasi maka selanjutnya kita bisa melakukan cek pada saluran tinta. Kita bisa cek dan memastikan bahwa saluran tinta tidak ada yang tersumbat khususnya jika kita menggunakan printer yang telah di modifikasi atau printer infus.

Cara untuk mengetahui tersumbat atau tidaknya tinta kita bisa cek pada selang tinta pada printer infus. Jika menggunakan printer standar maka yang kita cek adalah cartridge printer-nya. Untuk selang infus kita bisa mengurutnya dari awal sampai akhir dari ujung penampung sampai pada bagian cartridge. Sedangkan untuk cartridge kita bisa melakukan deep cleaning untuk mengetahuinya.

Jika selang normal maka kemungkinan besar penyumbatan terjadi pada cartridge pada printer. Kalau cartridge-nya yang tersumbat maka yang harus kita lakukan adalah menghilangkan sumbatan yang ada. Cara menghilangkan sumbatan pada cartridge ada beberapa versi yaitu:

1) Melakukan deep cleaning
2) Mengelap kepala cartridge (tempat keluar tinta) dengan tisu yang dibahasi dengan air hangat
3) Merendam kepala cartridge dengan air hangat

Masalah sumbatan yang terjadi pada cartridge merupakan masalah yang paling sering terjadi dan paling sulit untuk di atasi apalagi jika sumbatan tinta tersebut telah parah. Jika kita mengalami hal ini kita dapat mencoba mengatasinya dengan beberapa cara di atas namun sebaiknya kita mencari referensi yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah mengatasi cartridge tersumbat yang lebih detail.

Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar jika Cartridge rusak

Kalau yang satu ini tentu solusinya paling gampang dan paling jelas. Apa solusi-nya jika cartridge sudah rusak? Jelas solusinya adalah menggantinya dengan yang baru. Tetapi hal ini bisa saja tidak berlaku bagi kita yang mampu mengatasi kerusakan tersebut seperti seorang teknisi. Jika rusaknya karena tersumbat atau tinta beku atau tinta kering yang tidak bisa lagi di atasi dengan cara-cara di atas maka masih ada satu jalan lagi yang sedikit ekstrem.

Caranya yaitu dengan membongkar penutup bagian atas cartridge dan membersihkan sumbatan dengan pembersih. Langkahnya, pertama buka tutup cartridge, kedua ambil busa yang ada di dalam lalu rendam dengan air hangat bersihkan dan keringkan, setelah itu bersihkan sumbatan pada ujung cartridge dengan alat pembersih tinta yang disedot, pasang kembali memakai perekat dan bisa di coba.

Untuk kerusakan yang belum parah cara tersebut biasanya berhasil dan cartridge bisa digunakan kembali namun ada juga yang tidak. Dalam melakukan cara ini tentunya resikonya sangat besar, tidak dianjurkan untuk kita yang belum terbiasa karena bisa merusak cartridge. Memang, terkadang kita terjepit dan harus kreatif dalam memecahkan masalah. Jika kita mengalami masalah seperti ini jika bisa belajar Mengatasi Printer Tinta Warna Tidak Keluar tersebut jika waktunya luang dan ada bahan untuk praktek.

Tutorial atau panduan ini bukan dimaksudkan untuk menggurui, informasi yang ada hanya sebatas untuk berbagi ide dan pengalaman saja. Tidak ada niat untuk menganjurkan atau memberi saran kepada pembaca siapapun itu, untuk itu jika ingin mencoba langkah-langkah di atas harap perhatikan benar bahwa kerusakan yang bisa terjadi adalah tanggung jawab masing-masing. 

Demikian sedikit tips dari kami, semoga bermanfaat...

Cara mengatasi Catridge Canon yang Tersumbat

Cara mengatasi Catridge Canon yang tersumbat

 

Catridge Canon
Catridge Canon

 

Hasil Cetak bergaris atau hasil print putus putus, ini adalah salah satu ciri Catridge tersumbat. Catrid Canon sering mengalami tersumbat. Tersumbatnya catrid Canon inilah yang akhirnya menyebabkan hasil print menjadi tidak sempurna, bergaris atau putus putus.

Penyebab Catrid Canon hasil print bergaris karena tersumbat :

1. Printer tidak digunakan dalam jangka waktu lama.

Printer yang tidak dipakai print dalam waktu lama, bisa menyebabkan tinta dalam catridge mengendap dan menggumpal. Akhirnya Catridge canon menjadi tersumbat.

2. Printer digunakan terus, akan tetapi salah 1 warna jarang digunakan.

Misalnya, printer hanya digunakan untuk print tulisan warna Hitam saja, sedangkan warna lain tidak pernah digunakan. Hal ini menyebabkan Catridge Warna idle atau menganggur atau sama saja Catridge Canon Warna tidak digunakan lama. Dan akhirnya terjadilah pengendapan dan penggumpalan tinta.

Cara mengatasi Catridge Canon yang tersumbat.

1. Isi penuh tinta pada catridge canon anda.
2. Rendam ujung head dengan cairan cleaner selama 1 malam ( untuk penyumbatan berat)
catrige direndam air hangat
catrige direndam air hangat

3. Sedot ujung head catrid dengan menggunakan Toolkit penyedot catrid Canon
4. Tempel Ujung Head catridge dengan tissu, jika tinta sudah keluar semua, Catridge siap di coba.
5. Jika masih belum sempurna keluarnya, ulangi lagi langkah no.3 penyedotan

Nah.. sudah tau kan caranya. silahkan dicoba. dan harap berhati-hati. .. selamat mencoba kawan...

Kamis, 10 September 2015

KETERKAITAN ANTARA AKHLAK DAN TASAWUF

KETERKAITAN ANTARA AKHLAK DAN TASAWUF

 
Akhlaq yang baik

MAKALAH
Tugas Mata Kuliah: Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : H. BAROWI, Drs., M. Ag,
Disusun Oleh:
ACHMAD MIFTACHUL ALIM (1213001)

UNIVERSITAS  ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM SEMESTER 2 TAHUN 2015
Jl.Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp : (0291)595320


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hubungan antara Akhlak dan Tasawuf ini dengan baik meskipun terdapat kekurangan di dalamnya. Ucapan terima kasih kepada Bapak H. Barowi, Drs., M. Ag, selaku dosen mata kuliah Ilmu Tasawuf yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Hubungan antara Akhlak dan Tasawuf. Kami juga menyadari sepenuhnya, bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jepara, 4 April 2015

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Istilah tasawwuf tidak dikenal dalam kalangan generasi umat Islam pertama, yaitu pada masa (sahabat) dan kedua (tabiin). Sedangkan ilmu tasawwuf menurut Ibnu Khaldun merupakan ilmu yang lahir kemudian setelah datangnya Islam, karena sejak masa awalnya para sahabat dan tabiin serta genearasi berikutnya telah memilih jalan hidayah (berpegang kepada ajaran al-Quran dan Sunnah Nabi). Dalam kehidupannya, mereka gemar beribadah, berdzikir dan beraktifitas rohani lainya. Akan tetapi, setelah banyak orang Islam berkecimpung dalam mengejar kemewahan hidup duniawi pada abad kedua dan sesudahnya, maka orang-orang mengarahkan hidupnya kepada ibadah yang disebut suffiyah dan mutasawwifin.[1] Dari sinilah kemudian dia mengembangkan dan mengamalkan tasawuf sehingga diadopsi pemikirannya hingga sekarang.

Akhlak dilihat dari sudut bahasa (etimologi) adalah bentuk jamak dari kata khulk, dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai maupun tabiat.[2] Di dalam Da`iratul Ma`arif, akhlak ialah sifat – sifat manusia yang terdidik. Selain itu, pengertian akhlak adalah sifat – sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, yang disebut akhlak yang mulia, sedangkan akhlak yang buruk disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.[3]

Pokok pembahasan akhlak tertuju pada tingkah laku manusia untuk menetapkan nilainya, baik atau buruk dan daerah pembahasan akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Dalam perspektif perbuatan manusia. Tindakan atau perbuatan dikategorikan menjadi dua, yaitu perbuatan yang lahir dengan kehendak dan disengaja (akhlaki) dan perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tak disengaja. Nah disinilah ada titik potong antara tasawwuf dengan akhlak yang akan dibahas pada makalah ini.



B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Tasawuf ?
2. Bagaimana pengertian Akhlak ?
3. Bagaimana keterkaitan antara Tasawuf dengan Akhlak?



C. Tujuan Masalah

1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dari tasaawuf.
2. Supaya pembaca mengetahui pengertian akhlak.
3. Agar pembaca dapat memahami keterkaitan antara tasawuf dengan akhlak.



BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf


Tasawuf berasal dari kata sufi. Yaitu kata-kata yang sering dipakai oleh orang Zahid bernama Abu Hasyim Al-Kufi di Irak (w: 150 H).

Adapun asal usul kata sufi adalah sebagai berikut :

1. Ahl al-Suffah (اهل السفة ( orang yang ikut pindah Nabi dari Mekkah ke Madinah dalam keadaan miskin, karena kehabisan bekal. Mereka hidup diemperan masjid Nabi dengan menggunakan pelana sebagai bantal ( suffah atau sofa “pelana”, baik dan mulia).[4]

2. Shaff ( صف ) barisan, karena kaum sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih, ikhlas dan senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam shalat berjamaah.[5]

3. Sufi ( صوفى ) dari su صافى dan fi صفى yaitu suci. Seorang sufi adalah orang yang disucikan dan kaum sufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan-latihan yang berat (mujahadah).

4. Shopos dari kata Yunani yang berarti hikmah . Orang sufi berarti orang yang mempunyai hubungan dengan hikmah.

5. Suf ( سوفى ) kain wol. Orang sufi berarti orang-orang yang sering memakai wol, yang merupakan simbol kesederhanaan dan kemiskinan.

6. Sufi menunjuk pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Dikatakan demikian karena seorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau baik.

7. Tasawuf merujuk pada kata safa atau safw yang artinya bersih atau suci. Maksudnya kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang yang suci.

Secara terminology (istilah), tasawuf diartikan beragam. Hal ini diantaranya karena berbeda cara memandang aktifitas-aktifitas para kaum sufi. Berikut ini ada beberapa definisi tasawuf yang diformulasikan oleh ahli tasawuf.

Ma’ruf al-karkhi sebagaimana yang dikutip oleh As-suhrwardi mengatakan: Tasawuf adalah mengambil hakikat dan meninggalkan yang ada ditangan makhluk.[6]

Abu bakar Al-Kattani sebagaimana yang dikutip oleh imam Al-Ghazali berkata: Tasawuf adalah budi pekerti, barang siapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal, karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan petunjuk (nur) Islam. Dan orang-orang zuhud yang jiwanya menerima (perintah) untuk melakukan sebagian akhlak, karena mereka telah melakukan suluk dengan petunjuk (nur) imannya.

Menurut Al-Junaidi Al-Bagdadi (w.297 H/910 M), selaku bapak tasawuf moderat, Tasawuf berararti membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariah (biologis), menjauhi hawa nafsu, memeberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, member nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah swt dan mengikuti syariat Rasulullah saw. Keberadaan bersama Allah swt tanpa adanya penghubung baginya.[7]

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tasawuf adalah melakukan pengabdian kepada Allah dengan cara mensucikan diri, meningkatkan akhlak dan ketaqwaan kepada Allah SWT, membangun kehidupan jasmani dan rahani untuk mencapai kebahagiaan abadi atau hakiki.

Karakteristik dan Maqamat Tasawuf :


1. Karakteristik Tasawuf


Menyajikan pengertian yang lengkap tentang makna tasawuf ini adalah hal yang sulit, walau demikian ahli berusaha mengkaji tasawuf dari karakter yang paling menonjol. Pertama tasawuf diartikan sebagai pengalaman mistik. Dalam pemahaman ini tasawuf diartikan sebagai suatu kondisi pemahaman yang dapat memungkinkan tersingkapnya realitas mutlak. Pemahaman tersebut bukan berasal dari pengetahuan yang bersifat demonstrative, tetapi ilham yang menusup kedalam lubuk hati, karena itu tasawuf mustahil dapat diekspresikan atau dijabarkan, karena tasawuf itu berupa kondisi perasaan yang sulit dijabarkan kepada orang lain dengan kata-kata biasa. Cirri umum dari tasawuf ialah memiliki nilai-nilai moral yang tujuannya membersihkan jiwa yang hanya dapat diperoleh melalui latihan fisik-psikis serta pengekangan diri dari pengaruh materialism duniawi.

Berdasarkan objek dan sasarannya tasawuf diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:

a. Tasawuf Akhlaqi

Yaitu tasawuf yang sangat menekankan pada moral atau akhlak yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meperoleh kebahagiaan yang nyata. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini meliputi ; Takhalli, yaitu penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Tahalli, yaitu menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan yang terpuji. Dan Tajalli, yaitu melakukan tersingkapnya nur ilahi seiring dengan hilangnya sifat-sifat kemanusiaan pada diri manusia setelah tahapan kedua diatas atau takhalli dan tahalli.

b. Tasawuf Amali

Yaitu tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, sehingga tujuannya agar diperoleh penghayatan spiritual dalam setiap melakukan ibadah. Dan tasawuf ini juga sering disebut tasawuf Syar’i, yaitu berupa tuntunan praktis tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Ini identik dengan tharikat, sehingga bagi mereka yang masuk tarikat akam memperoleh bimbingan dari mursyid.

c. Tasawuf Falsafi

Yaitu tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan metafisik.[8]

2. Maqamat dalam Tasawuf

Menurut abu Nasr As-Sarraj maqamat dalam tasawuf yaitu:

a. Tobat, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan serta berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi perbuatan dosa yang telah dilakukan.

b. Wara’, yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak baik atau subhat. Dalam pengertian sufi wara’ adalah menghindari jauh-jauh segala yang didalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).

c. Zuhud, yaitu menjauhi dari perkara yang bersifat keduniawian.

d. Fakir, yaitu tidak meminta lebih dari pada yang menjadi haknya, tidak banyak mengharap dan memohon rizqi, kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban-kewajiban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

e. Sabar, yaitu menghindari diri dari hal-hal yang bertentangan dengan apa yang dilarang Allah SWT, tenang ketika mendapat cobaan, dan menampakkan sikap perwira walaupun sebenarnya berada dalam kafakiran dalam bidang ekonomi.

f. Tawakal, yaitu penyerahan diri seorang hamba kepada Allah SWT setelah ada usaha maksimal.

g. Ridha, yaitu menerima qadha’ dan qadar Allah SWT dengan hati senang, mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalamnya hanya perasaan senang dan gembira.[9]

B. Pengertian Akhlak


Secara Etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi’at. Yang mempunyai sinonim dengan moral dan etika, moral dan etika berasal dari bahasa latin yang artinya kabiasaan. Akhlak berasal dari kata kerja khalaqa yang artiya menciptakan. Khalik artinya pencipta dan makhluk artinya yang diciptakan. Kata khalak yang mempunyai kata yang seakan diatas mengandung maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak tuhan dan manusia. Dengan demikian, akhlak dapat dimaknai tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan semesta alam.

Sedangkan secara terminologi akhlak adalah:

1. Menurut Imam Ghozali:

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan.[10]

2. Ibnu maskawih :

Ahklak adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan yang tertanam didalam jiwa seseorang secara kuat sehingga menjadi kepribadian, dilakukan secara sepontan tanpa paksaan atau tekanan dari luar diri seseorang, dan dilakukan dengan ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT.

Pembagian akhlak ada dua yaitu akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.


1. Akhlak Mahmudah artinya: akhlak yang terpuji, contoh akhlak mahmudah adalah:[11]

a. Sabar, adalah mampu menahan diri atau mampu mengendalikan amarah.

b. Ikhlas, adalah mengejakan sesuatu amal hanya semata-mata karena Allah, yakni harus mengharap ridhoNya.

c. Jujur, adalah mengatakan sesuatu itu dengan apa adanya dan harus dengan hati yang lurus.

d. Pemaaf, adalah orang yang memberikan maaf kepada peminta maaf yang menyadari kesalahannya.

e. Pemurah, adalah sikap seseorang yang ringan untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan orang lain,

f. Menepati janji, adalah orang yang datang ketempat yang sudah disepakati sebelumnya.

2. Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang buruk atau tercela, contoh akhlak madzmumah adalah:[12]

a. Ujub dan Takabur, Ujub adalah mengagumi kemampuan dirinya sendiri. Sedangkan takabur, adalah membanggakan diri karena dirinya merasa lebih dari pada yang lain.

b. Ria dan Sum’ah, Ria adalah beramal baik dan bermaksud ingin memperoleh pujian orang lain. Sedangkan sum’ah, adalah berbuat atau berkata agar didengar orang lain sehingga namanya jadi terkenal.

c. Malas dan Tamak, Malas adalah enggan atau tidak mau melakukan sesuatu, dan Tamak( serakah) adalah terlalu bernafsu untuk memiliki sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.

d. Dendam dan Iri hati, Dendam adalah keinginan untuk membalas kejahatan yang dilakukan orang lain atas dirinya. Dan Iri hati adalah perasaan tidak senang apabila melihat orang lain mendapat kesenangan.

e. Fitnah dan Penipuan, Fitnah adalah berita bohong atau desas- desus tentang seseorang dengan maksud yang tidak baik. Sedangkan penipuan adalah perkataan atau perbuatan tidak jujur dengan maksud menyesatkan seseorang dan mencari untung dari perbuatannya tersebut.

f. Bohong dan Khianat, Bohong adalah dusta, berarti tidak sesuaidengan keadaan yang sebenarnya., sedangkan Khianat adalah perbuatan tidak setia terhadap pihak lain.

g. Bakhil dan Takut miskin, Bakhil adalah perasaan tidak rela memberikan sesuatu kepada orang lain atau untuk kepentingan agama. Dan Takut miskin adalah rasa cemas akan menderita hidupnya karena kekurangan harta.

Sedangkan tujuan dari akhlak adalah sebagai berikut:

1. Untuk membentuk pribadi muslim.

2. Bertingkah laku yang baik demi meningkatkan derajat kehidupan manusia.

3. Menyempurnakan keimanan.

4. Sebagai pengatur cara hidup berkeluarga dan bertetangga.

5. Mengatur adab pergaulan berbangsa dan bernegara.

Jadi mempelajari ilmu akhlak bukanlah sekedar untuk mengetahui mana akhlak baik dan buruk, akan tetapi yang penting adalah, mengamalkan dan menerapkan akhlak yang luhur itu dalam kehidupan sehari-hari, sesuai tuntutan ajaran Islam.


C. Hubungan antara akhlak dan tasawuf


Ilmu tasawwuf pada umumnya dibagi menjadi tiga, pertama tasawuf falsafi, yakni tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran, tasawuf model ini menggunakan bahan – bahan kajian atau pemikiran dari para tasawuf, baik menyangkut filsafat tentang Tuhan manusia dan sebagainnya. Kedua, tasawuf akhlaki, yakni tasawuf yang menggunakan pendekatan akhlak. Tahapan – tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang (hijab) yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nur Illahi tampak jelas padanya). Dan ketiga, tasawuf amali, yakni tasawuf yang menggunakan pendekatan amaliyah atau wirid, kemudian hal itu muncul dalam tharikat.

Sebenarnya, tiga macam tasawwuf tadi punya tujuan yang sama, yaitu sama – sama mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), karena itu untuk menuju wilayah tasawuf, seseorang harus mempunyai akhlak yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertasawuf pada hakekatnya adalah melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawwuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Al-Sunnah yang mementingkan akhlak. Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan akhlak yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal istilah altakhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau juga istilah al-ittishaf bi sifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat – sifat yang dimiliki oleh Allah.

Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang merupakan salah satu ajaran dari tasawwuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawwuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah. Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam tasawwuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin yang terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat, hakikat, dan ma`rifat.



BAB III

PENUTUP



A. Kesimpulan

Tasawuf adalah melakukan pengabdian kepada Allah dengan cara mensucikan diri, meningkatkan ahlaq dan ketaqwaan kepada Allah SWT, membangun kehidupan jasmani dan rahani untuk mencapai kebahagiaan abadi atau hakiki. Maqamat tasawuf terdiri dari tobat, wara’, zuhud, fakir, sabar, tawakal, ridho.

Akhlak adalah perbuatan yang tertanam didalam jiwa seseorang secara kuat sehingga menjadi kepribadian, dilakukan secara sepontan tanpa paksaan atau tekanan dari luar diri seseorang, dan dilakukan dengan ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT. Akhlak ada dua yaitu madzmumah (akhlak yang tercela) dan akhlak Mhmudah (akhlak yang terpuji).

Akhlak merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang merupakan salah satu ajaran dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah SWT. Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam tasawuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin yang terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat, hakikat, dan ma`rifat.



B. Kritik dan Saran

Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurang dan kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Saran kami setelah membuat makalah ini, agar bagi pembaca menerapkan apa yang telah kami tulis dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari, trimakasih.



DAFTAR PUSTAKA

Daudy, Ahmad. Kuliah Ilmu Tasawuf. Jakarta: Bulan Bintang. 1996.
Ma`luf, Luis. Kamus Al-Munjid. Beirut: Al-maktabah al-Katulikiyah. 1998.
M.A, Asmaran As. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2000.
Jamil. Akhlak Tasawuf. Ciputat: Referensi. 2003.
Rahmawati, Ani. Aqidah Akhlak. Semarang: Akik Pusaka. 2011.




[1] Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 18.
[2] Luis Ma`luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: Al-maktabah al-Katulikiyah, 1998), hal. 194.
[3] Asmaran As, M.A, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), hal. 24.
[4] H.M Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat: Referensi, 2003), hal 30.
[5] Ani Rahmawati, Aqidah Akhlak, (Semarang: Akik Pusaka 2011), hal. 3.
[6] H.M Jamil, Op. Cit., hlm. 31.
[7] Ani Rahmawati, Op. Cit., hlm. 4.
[8] Ibid., hal. 6.
[9] Ibid., hal. 7.
[10] H.M Jamil, Op. Cit., hlm. 2.
[11] Ibid., hal. 12.
[12] Ibid., hal. 13.